Ruhut Sitompul, source: rmol.com |
Selama 70 tahun
kemerdekaan bangsa Indonesia, Jokowi tercatat sebagai Presiden RI ketujuh.
Namun dalam sebuah diskusi kenegaraan baru-baru ini, anggota Komisi III DPR RI
Ruhut Sitompul menyatakan bahwa sebenarnya presiden RI itu baru empat.
"Kalau boleh jujur,
setelah Pak Harto, presiden kita itu Pak SBY. Bukan karena saya Partai
Demokrat, bukan karena saya menkopolhukamnya Partai Demokrat, bukan karena saya
koordinator juru bicara Partai Demokrat. Setelah Bung Karno, Pak Harto ya Pak
SBY. Karena kita tahu yang lain-lain tidak ada yang selesai sampai satu
periode. (Hanya) transisi," terangnya saat menjadi pembicara dalam Dialog
Kenegaraan "Evaluasi Satu Tahun Kepemimpinan Jokowi-JK" di ruang
wartawan 1 DPR RI, Rabu sore (21/10).
Sejatinya tidak ada
aturan yang menyebutkan bahwa kepala negara sekaligus kepala pemerintahan dapat
dikatakan sebagai presiden jika dan hanya jika sudah menjabat selama satu
periode alias 5 tahun penuh.
UUD 1945 Bab III
Pasal 4 tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara butir 1 menegaskan, (yang
disebut) Presiden Republik Indonesia (adalah yang) memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan catatan masa jabatan satu
periodenya maksimal 5 tahun (pasal 7). Dimana ia dapat terpilih kembali sebagai
presiden untuk satu kali masa jabatan lagi.
Presiden pertama
ialah Soekarno yang sekaligus Bapak Proklamator Kemerdekaan RI. Beliau menjabat
sejak 1945 dan terpaksa turun setelah dikudeta Soeharto pada 1965. Mayjen
Soeharto kemudian naik sebagai orang nomor satu dan memegang tampuk kekuasaan
tertinggi selama 32 tahun. Namun pertengahan 1998, rezim otoriternya
digulingkan mahasiswa. Kekosongan kekuasaan pun diisi oleh wakilnya saat itu,
B.J. Habibie.
Indonesia pun memasuki Era Reformasi. Seumur jagung saja Habibie menjabat, pemilu 1999 meneguhkan Abdurrahman Wahid dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi Presiden RI keempat. Namun, akibat perselisihan terus menerus dengan MPR, presiden yang akrab disapa Gus Dur ini pun dimakzulkan dari istananya setelah 15 bulan menjabat. Lencana Kepresidenan selanjutnya diserahkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri.
Indonesia pun memasuki Era Reformasi. Seumur jagung saja Habibie menjabat, pemilu 1999 meneguhkan Abdurrahman Wahid dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi Presiden RI keempat. Namun, akibat perselisihan terus menerus dengan MPR, presiden yang akrab disapa Gus Dur ini pun dimakzulkan dari istananya setelah 15 bulan menjabat. Lencana Kepresidenan selanjutnya diserahkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri.
Sama halnya dengan
B.J. Habibie, kedudukan Mega juga usai ketika Pilpres diselenggarakan. Nama
Susilo Bambang Yudhoyono keluar sebagai pemenang pilpres 2004-2009 dan menjabat
hingga 2 periode lamanya.
"Bisa kita lihat Pak Habibie tidak sampai satu tahun. Yang tolak juga jeruk makan jeruk. Sebenarnya yang tolak Golkar juga kan. Bang Akbar cs kan, enggak sampai satu tahun. Sudah itu Gus Dur. Sama juga, 15 bulan. Kita enggak enak bagaimana bilangnya, dengan PDI Perjuangan dan kawan-kawan yang berseberangan dengan Gus Dur. Nyatanya selesai juga, kemudian Ibu Mega," paparnya.
"Bisa kita lihat Pak Habibie tidak sampai satu tahun. Yang tolak juga jeruk makan jeruk. Sebenarnya yang tolak Golkar juga kan. Bang Akbar cs kan, enggak sampai satu tahun. Sudah itu Gus Dur. Sama juga, 15 bulan. Kita enggak enak bagaimana bilangnya, dengan PDI Perjuangan dan kawan-kawan yang berseberangan dengan Gus Dur. Nyatanya selesai juga, kemudian Ibu Mega," paparnya.
Catatan: Hasil
Liputan yang Tidak Dimuat
No comments:
Post a Comment