Labels

Friday, July 24, 2015

Putus Asa

Orang pesimis akan berpikir:
"Baiklah, akan kucoba cara ini. Tapi bagaimana jika sampai akhir tidak kunjung membuahkan hasil?"
Dan pemikirannya berhenti sampai di situ saja.

Orang optimis berpikir:
"Bagaimanapun harus kucoba cara ini. Karna ini satu-satunya cara (yang kupunya sekarang). Kalau cara ini tidak berhasil, biarlah. Akan kucari cara lain. Sampai berhasil."

Ia bukan saja seorang yang penuh percaya diri tetapi juga berpikiran panjang dan mendalam.
----


Kebanyakan orang berhenti dan mundur seketika jika didengarnya: "tidak, tidak ada, tidak bisa, susah, mustahil".
Mereka merasa sudah melakukan yang terbaik. Faktanya baru sebatas angan. Dan mereka menyerah kalah bahkan sebelum perang dimulai. Bisa jadi karna hal yang hendak diperjuangkan ternyata memang tidak seberharga itu juga (not worthed at all).

----


Thursday, July 2, 2015

Ketika kita jatuh

Ilustrasi: rablinsingh.wordpress.com
Ketika kita jatuh, kita sakit.
Setiap orang pernah jatuh dan tahu rasanya sakit.

Ketika kita jatuh cinta, kita sakit berseri-seri.
Mengapa mencintai terkonsepkan sebagai kejatuhan?
Sederhana saja. Karena ketika kita jatuh cinta kita harus siap dengan rasa sakit yang mungkin muncul. Ketika kita mencintai, dunia kita berputar di sekitarnya. Menyerap semua fokus kita kearahnya. Curahan pikiran, perasaan dan segenap kepedulian melebur jadi asa. Dan ketika asa itu tidak melebur secara sempurna dan bahkan koyak, itulah yang menyebabkan kita jatuh, sakit. 

Persoalannya kemudian ialah....
Apakah,
masihkah,
perlukah
haruskah,
manusia bersusah payah untuk cinta?

Untuk sebuah ketimpangan...
ketika yang satu siap dan yang lain gentar.

Seberapa layak...
untuk sebuah kejatuhan, 
diperjuangkan?????????

Kata-kata manis dan pengharapan?
Palsu, sampah dan omong kosong
Rayuan dan cumbu?
Hanya nafsu yang tak kenal waktu

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Farewell~