Labels

Saturday, December 3, 2011

Tugas Agama 2010


Keluarga Kristen Palalangon
<3 Hari 2 malam>
( Kamis, 4 Maret 2010 – Sabtu, 6 Maret 2010 )
SMAK Methodist XXI @ Gereja Palalangon
Palalangon adalah sebuah desa kecil, di mana semua penduduknya beragama Kristen. Di desa inilah saya dan teman – teman mengadakan ret – reat yang bertema ” Live in Palalangon ”.
Di Palalangon kami tinggal di rumah penduduk. Wow... benar – benar suatu pengalaman pertama bagi kami tinggal di rumah orang yang belum kami kenal. Kebanyakan rumah di sana masih sangat sederhana, tidak terkecuali rumah kami. Cecillia, Flora, dan saya tinggal di rumah Ibu Widya M. Markasan. Ibu kami jarang sekali berada di rumah. Sewaktu kami tiba saja, Ibu belum pulang. Jadilah kami di antar oleh tetangga terdekatnya.
Ibu Widya sejak lahir memang sudah tinggal di Palalangon dan beragama Kristen Protestan. Setelah lulus SMA, Ibu menikah dengan pak Iman Sutrisna. Pernikahan ini dikaruniai dua orang anak, 1 anak perempuan bernama Isna dan 1 anak lelaki bernama Anjar.
Ibu kami adalah seorang guru di sebuah SDN pedalaman jauh dari tempat tinggalnya, sekitar 4 jam perjalanan jauhnya. Hal inilah yang menyebabkan jarangnya Ibu berada di rumah. Setiap Senin Ibu pergi mengajar dan baru pulang pada hari Jumatnya. Selama hari – hari mengajarnya itu, Ibu tinggal di sekolah tersebut dengan seizin Kepala Sekolah setempat.
Sekarang Ibu tinggal bersama kedua orang anaknya. Suaminya sudah berpulang ke rumah Bapa di Surga. Semasa suaminya hidup, Ibu selalu pergi bekerja diantar suaminya.
Menurut saya, Ibu Widya adalah Ibu yang gigih dan tegar. Beliau juga merupakan hamba Tuhan yang setia dan berserah. Berdasarkan kisah yang kami dengar tentang Ibu Widya dari Kakak iparnya, saya semakin yakin dengan pendapat saya ini. Kisahnya, selama 1 tahun terakhir ini Ibu Widya mengalami cukup banyak pergumulan dalam hidupnya. Pertama, suaminya meninggal karena sakit jantung pada tanggal 4 Oktober 2009 di usianya yang ke-43 tahun. Kedua, Isna sempat mengalami kecelakaan motor tabrak lari yang mengakibatkan diamputasinya jempol kaki Isna. Hal ini bahkan membuat Ibu harus mengocek saku nya lebih dalam. Ketiga, Anjar sempat terjatuh dari pohon yang cukup tinggi, akibatnya Anjar pingsan dan menderita luka ringan pada kepalanya. Terakhir, hal ini terjadi saat kami bermalam di sana. Kami mendengar bahwa Ayah Ibu harus dilarikan ke Rumah sakit dan harus diamputasi kakinya.
Menghadapi semua itu, saya melihat Ibu tidak menjadi kacau dan menyalahkan Tuhan. Ibu juga tidak pernah terlihat mengeluh. Ibu bahkan tetap ramah dan penuh sukacita menyambut kehadiran kami.
Selain Ibu Widya, kami juga berkenalan dengan Ibu mertua dan kakak ipar Bu Widya. Kakak ipar Bu Widya bernama Ibu Mimi Kurniati. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga, suaminya seorang wiraswastawan di Jakarta. Suaminya pulang sebulan sekali.
Bertolak belakang dengan pergumulan yang di alami Ibu Widya, Ibu Mimi beberapa waktu yang lalu justru baru saja merasakan anugerah dan mukjizat Tuhan dalam hidupnya. Ibu Mimi sempat mengalami koma tiga hari tiga malam di Rumah Sakit Imanuel. Beliau pun berdoa sepenuh hati, memanjatkan Doa Bapa kami terus menerus pada masa itu. Ibu Mimi juga sempat mengalami kesalahan diagnosa pada penyakitnya, kabarnya Ibu Mimi mengalami kerusakan pada paru –parunya, akan tetapi ternyata malah mengalami gangguan pada ginjalnya. Alhasil, sekarang ini Ibu Mimi benar – benar bersyukur pada Tuhan atas kesembuhan dan pemulihan yang telah diterimanya.
Keluarga Kristen di Palalangon sebagian besar tinggal bersama – sama, maksudnya sekompleks gitu. Hubungan kekeluargaan jadi terasa sangat dekat di sana. Setiap minggu semua warga bersama – sama beribadah di gereja. Pada hari – hari biasa sebagian besar keluarga juga melakukan saat teduh dan renungan setiap sore bersama – sama di rumah masing - masing.
Gereja Palalangon berdiri sekitar tahun 1902. Walaupun dulu gerejanya sempat mau dibakar para warga muslim sekitar, tetapi sekarang ini hubungan dengan warga Muslim di sekitar desa sudah membaik.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan selama tinggal di Palalangon. Walaupun hidup sangat sederhana, asalkan Tuhan dan cinta keluarga beserta kita, sesulit apapun rintangan yang datang menghadang, yakin dan percayalah bahwa kita pasti bisa menghadapinya. Saat menghadapi masalah, kita harus selalu berserah dan yakin pada Tuhan. Kita juga harus selalu bersuka cita dalam Tuhan. Amin. ^^v
Mmmm...terus soal perbandingan antara keluarga Kristen pada umumnya dengan keluarga Kristen di Palalangon. Dalam kasus ini, yang dimaksud adalah keluarga Ibu Widya.

Keluarga Kristen
Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat manusia beranak-cucu dan bertambah. Itulah tempat orang-orang diajarkan takut kepada Allah, dan belajar serta ingat apa yang Dia katakan (Ul 6.4-10).
Rumah tangga Kristen mempunyai peran penting sekali dalam maksud Allah, karena hubungan di rumah tangga juga hubungan dalam keluarga jemaat. Dalam rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus diasuh.
Membesarkan anak-anak adalah tugas bagi rumah tangga. Mengajarkan anak-anak akan iman adalah tugas orang tua sebelum tugas jemaat. Hubungan di tempat kerja bagi keluarga yang mempekerjakan adalah tanggung-jawab keluarga sebelum  tanggung-jawab negara.
Jadi salah satu tugas penting sekali bagi pemimpin rumah tangga adalah pertama-tama mengerti apa keluarga mereka, dan bagaimana mencocokkannya dalam maksud Allah. Yang kedua mereka harus berusaha keras memajukan tugas-tugas utama keluarga:
Saling tunduk, yaitu saling berlaku dengan cara menerima pertanggung-jawaban penuh atas peran mereka yang berbeda.
Saling membangun dalam iman Kristus
Mengajar anak-anak mereka dan orang lain yang tinggal di rumah agar mereka dapat mengenal Kristus.
Memelihara kelakuan di rumah tangga yang sesuai dengan kesalehan dan ukuran yang diterima pada umumnya.
Menurut saya, keluarga Ibu Widya merupakan Keluarga Kristen yang biasa saja. Dalam artian tidak fanatik dan muluk – muluk. Setidaknya keluarga Ibu Widya dibangun atas dasar kasih dan sebagai orang tua, Ibu Widya sudah menjalankan kewajibannya dengan baik, yaitu dengan mengajarkan dan mengenalkan tentang kasih Tuhan kepada anak – anaknya.

4 comments:

  1. boleh minta route nya utk ke desa palalangon ini??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf, saya kurang tahu jalan. Coba dari google maps sepertinya bisa. Lokasinya di Bandung.

      Delete
  2. Bisa minta kontak.personal ny gk kl misal.qt mw.melayani dsna mesti bicara dg bapak/ibu siapa ?
    Tx Gb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf, saya waktu itu hanya ikut kegiatan sekolah saja. Karena sekolah saya menjadi salah satu donatur di sana. Coba hubungi admisi SMA Methodist Jakarta Utara: 021-6620212.
      Atau Anda bisa tanya pembuat artikel ini: http://www.kompasiana.com/jokoprihanto/palalangon-potret-komunitas-kristen-di-tatar-sunda_54ff234ba33311474350fb1e
      Semoga berhasil.
      Terima kasih atas kunjungannya.

      Delete