Labels

Wednesday, December 28, 2011

Kuliah Umum Nono Sampono


Kamis, 3 November 2011 Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKom) Universitas Tarumanagara (UNTAR) kedatangan seorang calon pemimpin besar, Calon Gubernur D.K.I. Jakarta, Nono Sampono. Berikut adalah data diri lengkap Beliau.

Profil
Letnan Jenderal (Marinir) Purnawirawan Nono Sampono S.Pi, M.Si.
Nama: Nono Sampono
Pangkat : Letnan Jenderal Marinir
Tanggal Lahir : 1 Maret 1953
Agama : Islam
Isteri : Norma Riana
Anak :  
1. Agustini Moerdiana
2. Taufik Bagus Moerdianto
3. Sheila Destaria Moerdianti

Riwayat Hidup
PENDIDIKAN UMUM
  • SD, SMP, SMA Xaverius Ambon s/d th.1971
  • Sarjana Perikanan (S1) di UHT th. 2003
  • Magister Kelautan (S2) di IPB th. 2007
  • Kandidat Doktor di IPB
KARIR
  • Danton s/d Danyon Marinir
  • Dan Den Jalamangkara TNI AL (ANTI TEROR MARINIR/TNI AL)
  • Berbagai Jabatan di Marinir TNI AL
  • Wadan Paspampres
  • Komandan Paspampres
  • Gubernur Akademi Angkatan Laut
  • Inspektur Jenderal TNI AL
  • Komandan Korps Marinir
  • Komandan Jenderal Akademi TNI
  • Kepala Badan SAR Nasional
PENDIDIKAN MILITER
  • AAL th 1976
  • Berbagai Pedidikan Spesialisasi Susstafpur TNI AD th 1986
  • OJT Anti Teror ARMY KORSEL th 1991
  • PASOC – Hawaii USA th 1992
  • Seskoal th 1993
  • sesko TNI th 1996
  • Lemhanas th 2004
ORGANISASI
  • Ket. Umum PB PERTINA (2002-2007)
  • Anggota Dewan Pakar ESQ
  • Ketua Alumni Sek. Xaverius Ambon
  • Pembina INA AMA
  • Pembina FKRRM
  • Pembina PAPRI (2002-2007)
  • Ketua Dewan Penasihat Kesenian, Majelis Taklim Asyafi’iyah
  • Ketua Dewan Pembina FPMM
  • Ketua Dewan Pembina Senam Tera Indonesia, Jakarta
Catatan:
Aktif sebagai pembicara di berbagai seminar Nasional  ataupun Internasional.
Aktif memberi Ceramah, Kuliah Umum, dan Orasi Ilmiah di berbagai Universitas.

Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, beliau hadir memberikan kuliah umum singkat dengan tema pengembangan nasional Indonesia sebagai negara kepulauan dari persperktif geopolitik menghadapi tantangan global.

Sebelum masuk kepada inti persoalan, beliau mengajak kami mengenali Indonesia terlebih dahulu. Sejarah, awal mula terbentuknya Indonesia, jati diri bangsa, letak strategis dan potensi alam Indonesia, khususnya dalam bidang kelautan atau maritim.

Pada mulanya, tidak jauh berbeda dengan bangsa – bangsa lain di dunia, masyarakat Indonesia berasal dari eksodus manusia. Mereke berduyun – duyun datang dengan mengarungi lautan.  Kemudian disebut Bangsa Bahari. Selain karena datang dari laut, mayoritas masyarakat pada masa itu adalah nelayan. Mereka hidup dengan memanfaatkan kelimpahan hasil laut. Kemakmuran Indonesia dalam bidang maritim terutama terlihat ketika Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya berkuasa. Kedua kerajaan, yang memiliki masa pemerintahan terpanjang, memperoleh kesejahteraan hidup hingga kekuatan dan kekuasaan melalui laut.

Sayangnya, beberapa abad setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, kolonialisme melanda Indonesia. Masyarakat yang awalnya berorientasi bahari diubah menjadi masyarakat agraris. Kolonialisme Belanda faktanya telah merekayasa jati diri bangsa Indonesia.

Almarhum Presiden pertama NKRI, Soekarno mengatakan bahwa Indonesia adalah benua maritim. Indonesia adalah negara kelautan yang ditaburi pulau, bukan sebaliknya. Indonesia dengan 17.499 pulaunya, memiliki potensi sumber daya yang sangat berlimpah. Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia didukung letak yang strategis.

Awalnya laut merupakan tempat bagi sebagian besar masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan hidup, berkeluarga, memenuhi kebutuhan hidup serta bertahan hidup. Lama – kelamaan, laut dijadikan wahana kekuasaan, kejayaan dan kekuatan. Parahnya, di masa sekarang, laut beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah. Laut Indonesia yang indah dan makmur kini tinggal kenangan.

Menurut Nono, dua persoalan terbesar suatu bangsa ialah geo-politik. Letak strategis Indonesia yang terletak antara Benua Asia dan Australia, apabila dapat dimanfaatkan dengan baik dan benar, didukung pula dengan potensi sumber daya alam, manusia, adanya stabilitas ekonomi dan politik, angkatan bersenjata yang kuat, rakyat dan pemimpin yang cerdas dan berani, niscaya Indonesia dapat menjadi bangsa dan negara yang kuat.

Ruang hidup bangsa Indonesia,
  • Secara teritorial, 12 mil dari pulau terluar.
  • Secara ekonomi, 200 mil dari pulau terluar.

Berdasarkan data statistik 2003 Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara – negara di Asia dari laut, 
  1. Korea Selatan 37%
  2. Jepang 56,4%
  3. China 48, 8%
  4. Indonesia 18,4%
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar memiliki persentase PDB kelautan terkecil dibandingkan Korsel, Jepang dan China. Hal ini menunjukkan pasti ada yang salah dengan Indonesia.

Salah satu kesalahan Indonesia, menurut Nono, kurangnya pemanfaatan kelimpahan sumber daya laut Indonesia. 80% APBD negara disalurkan untuk membangun jalan raya di darat, sedangkan pembangunan penghubung antarpulau disampingkan.

Prof. Muh. Yunus dan Karl Weber mengungkapkan dalam statistik 2008 pendapatan negara – negara di dunia,
  • 94% pendapatan dunia diraup 40% negara kaya
  • 6% pendapatan dunia dinikmati 60% negara berkembang, itu pun yang menikmati hanya kalangan tertentu.

Faktanya, uang selalu mengalir dari negara – negara miskin ke negara – negara kaya, menurut Joseph Stiglitz. Oleh karena itu, Indonesia yang termasuk dalam negara berkembang harus bekerja lebih keras dan cerdas. Harus dapat mengolah potensi bangsa sendiri demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Indonesia bukannya tidak memiliki peluang. Sebaliknya, Indonesia adalah negeri yang kaya, potensi alam yang berlimpah. Selayaknya, Indonesia dapat memanfaatkan terutama sumber daya baharinya menjadi potensi ekonomi yang luar biasa.

Potensi Ekonomi kelautan Indonesia,
  1. Perikanan tangkap
  2. Perikanan budidaya
  3. Industri pengolahan hasil perikanan
  4. Industri bioteknologi kelautan
  5. Pertambangan energi
  6. Pariwisata bahari.

Sakandinavia, Chili, Peru, Islandia, dan Norwegia ialah contoh negara di dunia yang telah berhasil menaikkan PDB negara mereka sebesar min. 30% setahun dengan mengusahakan potensi laut. Hal ini juga meluluskan mereka dari krisis ekonomi.

Tidak dapat dipungkiri, laut berperan penting sebagai pemersatu politik dan perekonomian dunia. Di laut ada banyak minyak, emas dan beragam potensi lainnya untuk digali.

Dalam menghadapi tantangan global, Indonesia harus memiliki perencanaan strategis yang matang. Sasaran strategis yang harus dicapai : 
  • Kesadaran nasional wilayah nasional sebagai ruang hidup bangsa
  • Harus ada gerakan nasional kembali ke laut
  • Rubah paradigma berpikir dari “land base oriented” ke “Archipelagic oriented.”
  • Pembangunan kelautan sebagai arus utama strategi pembangunan nasional
  • Penataan kelembagaan dan peraturan undang – undang
  • Perbaikan sistem pemerintahan nasional
  • Universitas sebagai pusat pengembangan pikiran.
Demikian kuliah umum yang dibawakan oleh Nano Sampono.

No comments:

Post a Comment