Kamis, 3
November 2011 Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKom) Universitas Tarumanagara (UNTAR)
kedatangan seorang calon pemimpin besar, Calon Gubernur D.K.I. Jakarta, Nono
Sampono. Berikut adalah data diri lengkap Beliau.
Profil
Letnan Jenderal (Marinir) Purnawirawan Nono Sampono S.Pi, M.Si.
Nama: Nono Sampono
Pangkat : Letnan Jenderal Marinir
Tanggal Lahir :
1 Maret 1953
Agama : Islam
Isteri : Norma Riana
Anak :
1. Agustini Moerdiana;
2. Taufik Bagus Moerdianto;
3. Sheila Destaria Moerdianti
Riwayat Hidup
PENDIDIKAN UMUM
- SD, SMP, SMA Xaverius Ambon s/d
th.1971
- Sarjana Perikanan (S1) di UHT
th. 2003
- Magister Kelautan (S2) di IPB
th. 2007
- Kandidat Doktor di IPB
KARIR
- Danton s/d Danyon Marinir
- Dan Den Jalamangkara TNI AL
(ANTI TEROR MARINIR/TNI AL)
- Berbagai Jabatan di Marinir TNI
AL
- Wadan Paspampres
- Komandan Paspampres
- Gubernur Akademi Angkatan Laut
- Inspektur Jenderal TNI AL
- Komandan Korps Marinir
- Komandan Jenderal Akademi TNI
- Kepala Badan SAR Nasional
PENDIDIKAN MILITER
- AAL th 1976
- Berbagai Pedidikan Spesialisasi
Susstafpur TNI AD th 1986
- OJT Anti Teror ARMY KORSEL th
1991
- PASOC – Hawaii USA th 1992
- Seskoal th 1993
- sesko TNI th 1996
- Lemhanas th 2004
ORGANISASI
- Ket. Umum PB PERTINA
(2002-2007)
- Anggota Dewan Pakar ESQ
- Ketua Alumni Sek. Xaverius
Ambon
- Pembina INA AMA
- Pembina FKRRM
- Pembina PAPRI (2002-2007)
- Ketua Dewan Penasihat Kesenian,
Majelis Taklim Asyafi’iyah
- Ketua Dewan Pembina FPMM
- Ketua Dewan Pembina Senam Tera
Indonesia, Jakarta
Catatan:
Aktif sebagai pembicara di berbagai seminar Nasional ataupun
Internasional.
Aktif memberi Ceramah, Kuliah Umum, dan Orasi Ilmiah di berbagai Universitas.
Dalam rangka Hari
Sumpah Pemuda, beliau hadir memberikan kuliah umum singkat dengan tema
pengembangan nasional Indonesia sebagai negara kepulauan dari persperktif
geopolitik menghadapi tantangan global.
Sebelum masuk kepada
inti persoalan, beliau mengajak kami mengenali Indonesia terlebih dahulu.
Sejarah, awal mula terbentuknya Indonesia, jati diri bangsa, letak strategis
dan potensi alam Indonesia, khususnya dalam bidang kelautan atau maritim.
Pada mulanya, tidak
jauh berbeda dengan bangsa – bangsa lain di dunia, masyarakat Indonesia berasal
dari eksodus manusia. Mereke berduyun – duyun datang dengan mengarungi
lautan. Kemudian disebut Bangsa Bahari.
Selain karena datang dari laut, mayoritas masyarakat pada masa itu adalah
nelayan. Mereka hidup dengan memanfaatkan kelimpahan hasil laut. Kemakmuran
Indonesia dalam bidang maritim terutama terlihat ketika Kerajaan Majapahit dan
Sriwijaya berkuasa. Kedua kerajaan, yang memiliki masa pemerintahan terpanjang,
memperoleh kesejahteraan hidup hingga kekuatan dan kekuasaan melalui laut.
Sayangnya, beberapa
abad setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, kolonialisme melanda
Indonesia. Masyarakat yang awalnya berorientasi bahari diubah menjadi
masyarakat agraris. Kolonialisme Belanda faktanya telah merekayasa jati diri
bangsa Indonesia.
Almarhum Presiden
pertama NKRI, Soekarno mengatakan bahwa Indonesia adalah benua maritim. Indonesia
adalah negara kelautan yang ditaburi pulau, bukan sebaliknya. Indonesia dengan
17.499 pulaunya, memiliki potensi sumber daya yang sangat berlimpah. Potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia didukung letak yang strategis.
Awalnya laut
merupakan tempat bagi sebagian besar masyarakat untuk memperoleh kesejahteraan
hidup, berkeluarga, memenuhi kebutuhan hidup serta bertahan hidup. Lama –
kelamaan, laut dijadikan wahana kekuasaan, kejayaan dan kekuatan. Parahnya, di
masa sekarang, laut beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah. Laut
Indonesia yang indah dan makmur kini tinggal kenangan.
Menurut Nono, dua
persoalan terbesar suatu bangsa ialah geo-politik. Letak strategis Indonesia
yang terletak antara Benua Asia dan Australia, apabila dapat dimanfaatkan
dengan baik dan benar, didukung pula dengan potensi sumber daya alam, manusia,
adanya stabilitas ekonomi dan politik, angkatan bersenjata yang kuat, rakyat
dan pemimpin yang cerdas dan berani, niscaya Indonesia dapat menjadi bangsa dan
negara yang kuat.
Ruang hidup bangsa
Indonesia,
- Secara
teritorial, 12 mil dari pulau terluar.
- Secara
ekonomi, 200 mil dari pulau terluar.
Berdasarkan data
statistik 2003 Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara – negara di Asia dari
laut,
- Korea
Selatan 37%
- Jepang
56,4%
- China
48, 8%
- Indonesia
18,4%
Indonesia sebagai
negara kepulauan terbesar memiliki persentase PDB kelautan terkecil
dibandingkan Korsel, Jepang dan China. Hal ini menunjukkan pasti ada yang salah
dengan Indonesia.
Salah satu kesalahan
Indonesia, menurut Nono, kurangnya pemanfaatan kelimpahan sumber daya laut
Indonesia. 80% APBD negara disalurkan untuk membangun jalan raya di darat,
sedangkan pembangunan penghubung antarpulau disampingkan.
Prof. Muh. Yunus dan
Karl Weber mengungkapkan dalam statistik 2008 pendapatan negara – negara di
dunia,
- 94%
pendapatan dunia diraup 40% negara kaya
- 6%
pendapatan dunia dinikmati 60% negara berkembang, itu pun yang menikmati hanya
kalangan tertentu.
Faktanya, uang
selalu mengalir dari negara – negara miskin ke negara – negara kaya, menurut
Joseph Stiglitz. Oleh karena itu, Indonesia yang termasuk dalam negara
berkembang harus bekerja lebih keras dan cerdas. Harus dapat mengolah potensi
bangsa sendiri demi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Indonesia bukannya
tidak memiliki peluang. Sebaliknya, Indonesia adalah negeri yang kaya, potensi
alam yang berlimpah. Selayaknya, Indonesia dapat memanfaatkan terutama sumber
daya baharinya menjadi potensi ekonomi yang luar biasa.
Potensi Ekonomi
kelautan Indonesia,
- Perikanan
tangkap
- Perikanan
budidaya
- Industri
pengolahan hasil perikanan
- Industri
bioteknologi kelautan
- Pertambangan
energi
- Pariwisata
bahari.
Sakandinavia, Chili,
Peru, Islandia, dan Norwegia ialah contoh negara di dunia yang telah berhasil
menaikkan PDB negara mereka sebesar min. 30% setahun dengan mengusahakan
potensi laut. Hal ini juga meluluskan mereka dari krisis ekonomi.
Tidak dapat
dipungkiri, laut berperan penting sebagai pemersatu politik dan perekonomian
dunia. Di laut ada banyak minyak, emas dan beragam potensi lainnya untuk
digali.
Dalam menghadapi
tantangan global, Indonesia harus memiliki perencanaan strategis yang matang.
Sasaran strategis yang harus dicapai :
- Kesadaran
nasional wilayah nasional sebagai ruang hidup bangsa
- Harus
ada gerakan nasional kembali ke laut
- Rubah
paradigma berpikir dari “land base oriented” ke “Archipelagic oriented.”
- Pembangunan
kelautan sebagai arus utama strategi pembangunan nasional
- Penataan
kelembagaan dan peraturan undang – undang
- Perbaikan
sistem pemerintahan nasional
- Universitas
sebagai pusat pengembangan pikiran.
Demikian kuliah umum
yang dibawakan oleh Nano Sampono.