Labels

Friday, April 22, 2016

SEKADAR TAHU_Bilateral RI & Sudan

Presiden RI Joko Widodo berjabat tangan menyambut kedatangan Presiden Sudon (sekaligus buronan internasinal terkait pelanggaran HAM-Genosida) Omar Hassan al-Bashir pada KTT LB OKI 2016 di Jakarta. [Sumber: https://www.oic-es2016.id/?p=photo]

Rata-rata hubungan bilateral berisi perjanjian kerja sama antar dua negara dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya. Berikut ini beberapa informasi kunci bilateral antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Republik Sudan (Afrika Utara), berdasarkan Siaran Pers Kementerian Luar Negeri Indonesia No. 004/OIC-ES/03/16.

Isu bilateral antara Indonesia dan Sudan
  1. Peningkatan hubungan ekonomi dengan Sudan, dengan pembentukan Joint Business Council
  2. Dukungan Pemerintah Sudan terhadap investor Indonesia di Sudan
  3. Kerja sama saling dukung di forum internasional
Selain ketiga hal yang disetujui di atas pada kesempatan pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) Kelima di Jakarta pada Senin, 7 Maret 2016, di bawah ini juga terdapat informasi pendukung mengenai pertukaran atau raihan kerja sama lainnya yang sudah terjalin bersama sejauh ini.

1. Statistik Total Perdagangan Bilateral
  • 2014: USD 78,2 juta atau setara Rp1,031 triliun (dengan catatan USD1 = Rp13.187,73), dengan demikian Indonesia memperoleh surplus sebesar USD 77,5 juta atau setara Rp1,021 triliun;
  • 2015: USD75,1 juta atau setara Rp990,8 miliar, dengan demikian Indonesia mengalami surplus sebesar USD73,6 juta atau setara Rp971 miliar. Sayangnya, pendapatan ini menurun dibandingkan perdagangan bilateral tahun lalu.
Inilah yang membuat kedua kepala negara, didampingi menteri luar negeri masing-masing, memutuskan untuk meningkatkan hubungan ekonominya, dengan pembentukan Dewan Bisnis Gabungan (JBC).


2. Ekspor barang
  • Produk unggulan Indonesia yang diekspor ke Sudan, meliputi pakaian jadi, alas kaki, tas, perlengkapan olahraga, kertas, alat tulis, makanan, minuman, furnitur, komponen kendaraan, bahan bangunan, kosmetik, gliserin* dan peralatan rumah tangga.
*Gliserin dapat dengan mudah dilarutkan dengan alkohol menjadi gliserol (C3H8O3). Berupa cairan kental tidak berwarna yang rasanya manis. Dapat digunakan untuk campuran bahan baku industri makanan, produk kecantikan, obat-obatan dan pembuatan dinamit.

3. Investasi
  • Pada bidang investasi, terdapat pabrik mie instan olahan Indonesia di kawasan industri Khartoum (Ibu Kota Sudan). Ini merupakan hasil kerja sama antara perusahaan Indonesia dengan investor asal Arab Saudi dan Republik Sudan.
4. Keamanan dan Perdamaian Dunia
  • Indonesia juga berpartisipasi untuk menjaga perdamaian di Sudan dengan menempatkan 161 personil militer dalam misi gabungan Angkatan Udara di bawah naungan PBB di Dafur (UNAMID). ~> data per 31 Desember 2014 (perlu konfirmasi lebih lanjut)
5. Indonesia dan Sudan juga telah memiliki Forum Konsultasi Bilateral (FKB) untuk menjajaki potensi kerja sama kedua negara. Pertemuan pertama FKB kedua negara dilaksanakan pada 16 Februari 2015, dengan delegasi Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Sudan Dr. Obiedalla Mohamed Obiedalla Hamdan dan Wamenlu RI A.M. Fachir.

Pertemuan FKB I RI dan Sudan menghasilkan kesepakatan sebagai berikut.
  • Penandatanganan tiga dokumen kerja sama:
- MoU Pembentukan konsultasi RI-Sudan
- MoU Kerja sama perikanan RI-Sudan
- Joint Communique RI-Sudan dalam hal pemberantasan illegal, unregulated and unreported (IUU) fishing.
  • Peningkatan kerja sama ekonomi melalui pembentukan Indonesian-Sudan Businees Association 
Demikian dokumentasi Siaran Pers saya selama mengikuti KTT LB OKI kelima di Jakarta, yang membahas isu Palestina dan Al Quds Al Sharif (atau yang kita kenal dengan Kota Suci Yerusalem).

No comments:

Post a Comment