Labels

Saturday, April 23, 2016

SEKADAR TAHU_BILATERAL RI & Libya

Presiden RI Joko Widodo berjabat tangan menyambut kedatangan PM Pemerintahan Nasional Gabungan Libya Faiz Al Serraj dalam pagelaran KTT LB OKI ke-5 di JCC Senayan, Jakarta pada 6-7 Maret 2016.
Rata-rata hubungan bilateral berisi perjanjian kerja sama antar dua negara dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya. Berikut ini beberapa informasi kunci bilateral antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Libya (Afrika Utara), berdasarkan Siaran Pers Kementerian Luar Negeri Indonesia No. 009/OIC-ES/03/16.

Sebelum masuk ke dalam poin-poin isu bilateral yang dibahas antar kedua kepala negara. Perlu diketahui lebih dahulu bahwa Libya, sejak digulingkannya Presiden Moammar al Khadafi pada Arab Spring 2011, telah berjalan tanpa kepala negara maupun sistem pemerintahan yang semustinya.


Kini jabatan tertinggi dipercayakan kepada kepala pemerintahan de jure sementara, yakni Perdana Menteri Pemerintahan Nasional Gabungan Libya Faiz Al Serraj.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Indonesia mengangkat beberapa isu bilateral seperti di bawah ini dengan Libya.
  1. Indonesia menyampaikan dukungan terhadap proses rekonsiliasi politik di Libya maupun transisi menuju demokrasi;
  2. Indonesia juga mendorong kerja sama capacity buildin, terutama di bidang pembangunan demokrasi;
  3. Mendorong keterlibatan sektor swasta kedua negara agar lebih aktif dalam perdagangan;
  4. Mendorong eksplorasi dan investasi pengusaha Indonesia di sektor energi dan migas, serta ekspor produk komoditas Indonesia ke Libya;
  5. Dalam kesempatan ini, Indonesia juga mengapresiasi bantuan Pemerintah Libya dalam upaya melindungi WNI di Libya selama pecahnya konflik. Berdasarkan data yang dimiliki KBRI Tripoli, jumlah WNI di Libya sebanyak 120 orang per Desember 2015.
Selain kelima hal yang disetujui di atas pada kesempatan pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Pemerintahan Nasional Gabungan Libya Faiz Al Serraj, dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) Kelima di Jakarta pada Senin, 7 Maret 2016. Di bawah ini juga terdapat informasi pendukung mengenai pertukaran atau raihan kerja sama lainnya yang sudah terjalin bersama sejauh ini. Termasuk yang disepakati saat pertemuan bilateral antara Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Ketua DPR (President of Libya's House of Representative) Akila Saleh Eissa pada peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Jakarta pada April 2015.

1. Nilai Perdagangan Bilateral
  • 2012: USD576,5 juta atau setara Rp7,599 triliun (dengan catatan USD1 = Rp13.181,47)
  • 2014: USD94,45 juta atau Rp1,242 triliun.
  • 2015: USD28,1 juta atau Rp370,65 miliar.
Terlihat sekali ada penurunan nilai perdagangan yang signifikan di Libya, hal ini tak lain diakibatkan konflik politik yang tengah berkecamuk di negara dengan luas wilayah terbesar keempat di Afrika tersebut.

2. Kerja sama ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan, meliputi sektor:
  • Minyak dan gas bumi
  • Jasa konstruksi
  • Pengadaan dana investasi
  • Ekspor non-migas
  • Pengiriman tenaga kerja profesional
Sejauh ini, perusahaan migas Indonesia yang memiliki izin operasional di Libya adalah PT Pertaminan dan PT Medco Energy. Sementara perusahaan konstruksi Tanah Air yang telah beroperasi di Libya ialah PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Citramegah Karya Gemilang (CKG).

Demikian dokumentasi Siaran Pers saya selama mengikuti KTT LB OKI kelima di Jakarta, yang membahas isu Palestina dan Al Quds Al Sharif (atau yang kita kenal dengan Kota Suci Yerusalem).

No comments:

Post a Comment