Labels

Tuesday, May 14, 2013

KECERDASAN SPIRITUAL

Pada umumnya, kita mengenal 2 jenis kecerdasan, yakni IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). IQ atau kecerdasan intelektual atau rasional ialah kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan logika dan strategis. EQ atau kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang memberi kita kesadaran mengenai dan kemampuan menanggapi perasaan milik diri sendiri dan milik orang lain.


Pada akhir abad ke-20 barulah ditemukan satu kecerdasan lagi yang dianggap sama penting dengan IQ dan EQ. Kecerdasan yang dimaksud ialah kecerdasan spiritual atau SQ (Spiritual Quotient). SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk memahami tentang diri kita dan makna segala sesuatu bagi kita. SQ juga mampu menjadikan kita sadar bahwa kita memiliki masalah dan membuat kita mampu mengatasinya atau setidaknya bisa berdamai dengan masalah tersebut.

Sering kali orang sulit membedakan SQ dan EQ, ada juga yang berasumsi bahwa SQ sama dengan beragama. Ketiga hal tersebut sesungguhnya berbeda, mirip tapi tak serupa. Perbedaan penting antara SQ dan EQ terletak pada daya ubahnya. EQ bertindak tergantung situasi, ia diarahkan oleh situasi. Sementara SQ, ia bertindak sesuai kata nuraninya, menguasai situasi bukan sebaliknya. SQ juga berbeda dengan agama. Agama formal adalah seperangkat aturan dan kepercayaan yang dibebankan secara eksternal. SQ ialah kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia, yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri. SQ membuat agama menjadi mungkin (bahkan mungkin perlu), tetapi SQ tidak bergantung pada agama maupun budaya dan nilai manapun.

Berpikir menyatukan merupakan ciri utama kesadaran dan kunci dalam memahami argumen neurologis dari SQ. Baik dari sudut pandang neurologi maupun fisika, kesadaran SQ merupakan suatu kemampuan bawaan dari otak kita dan dari hubungan mereka dengan realitas.  SQ merupakan pusat kesadaran manusia. Ia merupakan suatu yang mutlak dan ada dalam diri manusia sejak manusia itu ada. Oleh karena itu, kita tidak harus diberi cahaya SQ oleh orang lain. SQ sesungguhnya tidak perlu untuk dipelajari atau diwarisi. Kita menemukan SQ dalam diri kita sendiri, sesuatu yang nyata dan baru. Usaha mencari-cari SQ justru akan menghambat kita menemukan SQ.

SQ juga dapat dikatakan sebagai keseimbangan batin. Berbeda dengan IQ yang orientasinya aturan, EQ yang tergantung situasi, SQ lebih merupakan intuisi yang memampukan kita memperoleh kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam mengenai segala sesuatunya.

Kesadaran diri yang tinggi, kemampuan untuk memanfaatkan dan mengatasi masalah menunjukkan tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi. SQ yang tinggi menuntut kita untuk benar-benar jujur kepada diri kita, terbuka kepada pengalaman dan memandang dunia dan kehidupan dengan cara yang baru seperti kesadaran batiniah anak-anak. SQ tinggi menuntut kita menghadapi pilihan dan menyadari bahwa terkadang pilihan yang tepat merupakan pilihan yang sulit. SQ menuntut kita untuk tidak lagi mencari perlindungan dalam pengetahuan kita, hidup dengan pertanyaan bukan jawaban.

Pendapat :
Buku SQ ini sangat membantu kita memahami kecerdasan lain dalam diri kita yang berbeda dengan kecerdasan intelektual dan emosional, yakni kecerdasan spiritual. Penulis mampu merangkaikan pengertian dan memanfaatkan metafora seperti teratai diri dalam menjelaskan eksistensi SQ dalam diri manusia. Hanya saja bahasanya yang agak berputar-putar seringkali membuat pembaca bingung dan malas melanjutkannya. Kemudian contoh-contoh spiritual yang dipaparkan, seperti mengenai mimpi penulis menjadi bias bagi pembaca. Ada kemungkinan pembaca menginterpretasikannya sebagai ajaran untuk memercayai mitos-mitos dan hal-hal “spiritual” dalam artian hal-hal gaib. Secara keseluruhan buku ini baik untuk dibaca, terutama bagi mereka yang berusaha menemukan makna kehidupan dan keseimbangan batin.

Source : Buku Spiritual Quotient

No comments:

Post a Comment