Labels

Saturday, September 12, 2015

Demo Boleh, Tapi Beretika dan Berempati

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Studi Ciputat melakukan aksi unjuk rasa dengan memakai pakaian dalam wanita serta topeng wajah Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK, di depan Istana Negara, Jakarta, 10 September 2015. (TEMPO—Imam Sukamto). Sumber: Tempo.co
Menarik untuk membaca komen-komennya. Padahal ini baru foto-foto saja yang beredar. Tempo mengunggahnya dengan secuil penjelasan. Namun bagi pembaca, foto tersebut sudah bicara banyak.


Komentar pembaca dari situs Tempo.co. Selengkapnya: http://foto.tempo.co/read/beritafoto/34000/Desak-Jokowi-Mundur-Mahasiswa-Kenakan-Pakaian-Dalam-Wanita/3. Akses 11 September 2015.

Komentar pembaca pada akun facebook Tempo Media. Selengkapnya: https://www.facebook.com/TempoMedia/posts/10153647351183442. Akses 11 September 2015.


Para mahasiswa yang mengaku tergabung dalam Lingkar Studi Ciputat ini menuntut diturunkannya Presiden Jokowi dan Wapres-nya JK karena dianggap sudah menipu masyarakat dengan janji-janji palsu. Dalam selebarannya, mereka menyebut partai dan DPR (layaknya) banci (apa)bila takut menurunkan Jokowi-JK. Berikut adalah foto selebaran utuh:
Sumber: onlineindo.tv.
Ada-ada saja memang tingkah mahasiswa ini. Demi menjatuhkan kepala negara mereka sendiri, mereka abai dengan sesamanya yang sensitif gender. Demi menunjukkan kebebasan berekspresi mereka di ruang publik, mereka lupa bahwa label mereka adalah MAHA-Siswa, kalangan akademis dan intelek, namun cara mereka berperilaku menunjukkan betapa jauh mereka dari kepantasan menyandang gelar kehormatan selaku mahasiswa. 

Mereka merasa bahwa aksi mereka dan pendapat mereka cerdas, padahal cuma sekadar ego yang meluap-luap tanpa kendali. Coba menilik kembali perlakuan kalian sendiri kepada orangtua dan kerabat di sekitar Anda. Apa sudah menunjukkan kelayakan sebagai manusia sejati? Sudah bisa membahagiakan orang-orang di dekat Anda? Sudah sukseskah Anda mengubah perilaku buruk orang-orang di sekitar Anda? Kalau belum, tolong tidak perlu berlagak mampu jadi pemimpin yang lebih baik. Koar-koar Anda tidak akan didengarkan apalagi menggugah perspektif khalayak jika Anda sendiri adalah pribadi yang menolak berempati dengan sesama Anda.

Mulai dari diri sendiri. Jangan berpikir untuk mengubah dunia dan kemudian hari Anda baru menyesal bahwa seharusnya Anda mengubah diri dulu untuk membuat dunia berubah bersama Anda. 

Selamat berdemo, para mahasiswa sekalian. Ingat untuk menunjukkan kecerdasan dan intelektualitas kalian. Mahasiswa itu berakhlak luhur dan berwibawa. Kita beretika. Kita bersuara demi kepentingan masyarakat banyak. Mengapa? Sebab kami semua berempati pada penderitaan sesama kami, kaum manapun. Kami beraksi, atas nama .... KEMANUSIAAN. Wassalam.

No comments:

Post a Comment