Labels

Thursday, September 3, 2015

Memento (2000): Reminder of Death

Pengarah Utama    : Christopher Nolan
Diproduksi oleh      : A Team Todd Production (Suzanne Todd dan Jennifer Todd)
Diangkat dari          : Jonathan Nolan's Short Stories "Memento Mori"
Pemain                     : Guy Pearce, Carrie-Anne Moss dan Joe Pantoliano
Rumah Produksi    : Summit Entertainment
Tayang Perdana     : 5 September 2000 (Venice)
Durasi                      : 113 menit

Memento
Film yang membingungkan. Alurnya maju mundur (flash-back). Layaknya puzzle, penonton diberikan cuplikan-cuplikan secara acak. Bukannya kronologi. Beberapa adegan malah diulang-ulang. Satu kejadian menimpa kejadian lain yang ternyata punya kebenaran lain yang diceritakan dari mulut orang lain. Wah, rumit ya kedengarannya. Penonton pasti dibuat pusing dan bertanya-tanya manakah kebenaran yang sesungguhnya.

Kisah menarik ini diproduksi pembuat film kenamaan Inggris, Christoper Nolan. Bersama dengan saudaranya Jonathan Nolan dan istrinya Emma Thomas, Chris selalu sukses menggarap film-film bertemakan psikologi, sosiologi dan hal-hal seputar nilai-nilai, moral dan etika. "Memento" sendiri merupakan film thriller keduanya, segera setelah debutnya pada 1998 dalam film berjudul "Following". 

Judul film ini diambil dari bahasa Latin, "Memento mori" yang artinya pengingat kematian (reminder of death) atau ingat bahwa kau harus mati (remember that you must die). Film ini mengisahkan tentang Leonard Shelby (diperankan oleh Guy Pearce) yang mengidap anterogade amnesia. Sebuah kasus psikologi dimana penderitanya kehilangan daya untuk membuat ingatan baru setelah kejadian yang menyebabkannya amnesia. Setiap pagi, Lenny, panggilan kesayangan Leonard dari almarhum istrinya, bangun di sebuah kamar yang selalu asing baginya. Hanya ada catatan-catatan tertempel di mana-mana, termasuk di tubuhnya sendiri. Digerakkan oleh catatan-catatan itu, misinya hanya satu, mencari pembunuh istrinya. Yang ia yakini dilakukan oleh pria berinisial J.G.

Sebelum mengidap amnesia, Mr Shelby berkarier sebagai investigator asuransi. Seingatnya, ada pria tua bernama Sammy Jenkins yang menderita amnesia serupa. Istrinya dengan tabah mengurus Sammy yang tak lagi produktif. Tidak ada yang percaya pada kondisi Sammy. Pihak asuransi bahkan menilai Sammy ini hanya berpura-pura. Padahal serangkaian tes sudah menunjukkan bahwa ia memang mengalami amnesia langka. Istrinya yang dikejar-kejar hutang, merasa depresi dan mencoba menerapi suaminya sendiri. Berdasarkan saran dari Shelby, istrinya yang mengidap diabetes percaya bahwa jika pertaruhannya adalah nyawa, suami yang mencintainya pasti bisa disembuhkan. Ia pun bertaruh, suaminya dibuat berulang-ulang menyuntikkan cairan insulin (penghambat terbentuknya gula darah) ke tubuhnya. Ia ingin Sammy sadar dan berhenti. Tapi Sammy terus melakukan sewajarnya. Alhasil istrinya koma dan meninggal dunia. Sammy begitu bingung dan tak mengerti mengapa istrinya bisa tiba-tiba meninggal. Sejak saat itu, Sammy ini hanya duduk di rumah sakit, memandangi orang-orang yang lewat dengan bingung.

Serupa tapi tak sama. Ingatan terakhir yang melekat pada benak Lenny adalah sesaat sebelum kematian istrinya. Ia terbangun pada malam hari, mendapati tempat tidur istrinya dingin. Dari lorong yang gelap, pintu kamar mandi mereka menyala. Lenny mendekat dengan sebuah pistol teracung di tangannya. Pintu didobrak. Pria bertopeng tengah mencekik istrinya yang terbungkus plastik. Shelby sontak menembak. Selagi berusaha melepaskan istrinya, tanpa sadar kepalanya dipukul penjahat lain. 

Polisi menutup kasus ini dengan kematian sang istri, senjata terakhir yang ditemukan hanya senjata miliknya. Tapi Lenny tidak percaya. Ia yakin ada penjahat kedua yang memiliki nama depan John atau mungkin James dan nama belakang G. Seorang polisi bernama Teddy kemudian mencoba membantunya. Namun di awal film bisa kita kita ketahui bahwa polisi ini ternyata bernama John Edward Gammell, yang berarti juga J.G. incaran Lenny. Berdasarkan tato di sekujur tubuhnya, catatan dan foto-foto hasil dokumentasinya sendiri, Lenny memulai sendiri investigasinya. Yang otomatis juga memulai serial pembunuhan apik pengidap amnesia yang rentan manipulasi.

Dalam film ini Nolan menunjukkan kepiawaiannya bermain-main dengan ingatan manusia yang mudah dimanupulasi, tidak relevan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia juga membangkitkan pertanyaan mengenai moral dan kepribadian manusia. Tentang apa yang ingin Lenny percayai tentang penyebab kematian istrinya, tentang betapa rapuhnya kondisi Lenny sehingga ia tidak bisa bergantung pada ingatan semata. Sementara catatan yang ia tinggalkan bersifat multitafsir. Bagaimana jika ia lupa mencatat peristiwa yang penting karena dalam beberapa menit saja ingatannya bisa raib. Dengan kondisi sefatal itu, Lenny diposisikan pada peran terekstrim dari eksistensinya. Yang, bisa saja ada orang-orang yang memanfaatkan kondisi amnesia Lenny untuk kepentingan pribadi mereka. Seperti yang ditunjukkan oleh Natalie (diperankan oleh Marrie-Anne Moss), pekerja bar yang menaruh iba pada kondisi Lenny. Demi membalas dendam atas kematian kekasihnya Jimmy Grants dan kepada orang bernama Dodd yang ia benci, Natalie dengan cerdas memancing kemarahan Lenny untuk memenuhi ambisinya. Setelah sebelumnya menyembunyikan semua alat tulis, kemudian kembali dengan luka yang Lenny lebamkan. Akan tetapi, dengan penuh percaya diri ia lagakkan seolah ia diserang oleh si Dodd ini karena Natalie berupaya membantu Leonard.

Sekali lagi memang suatu film yang luar biasa apik dari pria berdarah Inggris-Amerika ini. Ketika ingatan tak lagi bisa diharapkan dan kebenaran sedemikian relatif, apa lagi yang bisa menjadi landasan hidup seorang seperti pria utama dalam film ini? Apa lagi yang bisa ia percaya? Jujur saja, film ini terbilang inovatif pada jamannya. Hemat saya, film ini layak ditonton. Karena berisi intrik yang rumit dan perlu ditonton secara seksama. Layaknya potongan puzzle, penonton sendiri yang harus cermat menyusun semua kejadian menjadi rangkaian kisah dan kebenaran yang utuh. Ffuuuh...

Akhir kata, selamat menonton!

No comments:

Post a Comment