Naegleria fowleri amoeba dilihat dari mikroskop. |
Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM) adalah jenis penyakit mematikan yang disebabkan oleh serangan amuba pemakan otak. Naegleria fowleri amoeba atau amuba pemakan otak ini telah menewaskan 40 dari 200 orang selama 10 tahun terakhir di Amerika Serikat. Yang terbaru, Sabtu (30/8) lalu, Michael Riley Jr (14 tahun) divonis meninggal akibat amuba ini setelah berenang di danau utara Houston pada 13 Agustus 2015.
Di Indonesia, kasus PAM memang belum pernah ditemukan. Namun menurut penelitian tesis mahasiswa S2 Universitas Padjajaran (Unpad) di beberapa sumber air desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Bandung Utara, amuba ini juga hidup bebas di perairan hangat Indonesia. Pada dasarnya amuba memakan bakteri. Namun ketika masuk ke dalam saraf penciuman manusia, amuba ini akan menyasar otak. Penelitian ini dilakukan Melinah Hidayat pada awal 2001 guna memenuhi syarat kelulusan studi Ilmu Kedokteran Dasar, Unpad, Bandung.
Seperti dilansir dari situs berita siber CBSNews, amuba pemakan otak ini dapat ditemukan di daerah-daerah perairan. Antara lain di danau, sungai, pemandian air panas, limpasan air hangat dari tanaman industri, kolam renang yang jarang dibersihkan, dan air panas yang bersuhu di bawah 117 derajat celcius. Di Amerika Serikat, makhluk berbahaya ini banyak ditemukan pada sumber air bersih di perairan Negara Bagian Selatan. Amuba ini bahkan dapat ditemukan di tanah.
Kabar baiknya, penyakit ini tidak menular melalui manusia. Biasanya, juga tidak menjangkit jika diminum. Namun kita harus tetap waspada. Karena amuba langka ini bisa masuk melalui hidung saat kita berenang atau menghirup debu yang terkontaminasi. Ketika mereka memiliki tumpuan di dalam, mereka akan merambat naik ke otak dan mulai menyerang jaringan otak penderita.
Proses masuknya Amuba Pemakan Otak ke Otak Manusia Sumber: www.dpd.cdc.gov/dpdx |
Selain kasat mata, penyakit ini terbilang mematikan karena gejala awalnya baru terasa setelah seminggu terinfeksi. Tanda pertama yang timbul ialah sakit kepala, demam, mual, muntah-muntah, sensitif terhadap cahaya, sering mengantuk, penglihatan kabur dan kaku leher. Pada tahap yang lebih fatal, penderita akan mulai mengalami kebingungan, hilang keseimbangan, kejang-kejang dan berhalusinasi. Otak pun membengkak.
Hingga kini, sudah ditemukan beberapa obat yang mampu melawan Naegleria fowleri amoeba ini. Namun efektifitasnya pada manusia masih jauh dari harapan. Laporan medis menunjukkan sejauh ini belum ada penderita yang berhasil disembuhkan. Kematian biasanya akan terjadi dalam kurun waktu 12 hari setelah gejala awal muncul.
Dengan demikian, cara tebaik yang bisa kita lakukan untuk menghindari masuknya makhluk bersel satu ini adalah dengan menutup atau menjepit hidung ketika menyelam di perairan hangat. Selain itu, jangan menggali atau mengaduk-aduk sedimantasi (endapan) yang terdapat di tubuh perairan yang berpotensi terinfeksi amuba ini. Lebih bagus lagi kalau kita menghindari saja berenang di perairan hangat manapun saat musim panas atau kemarau panjang.
Sumber utama:
http://www.cbsnews.com/news/michael-riley-jr-14-dies-after-battle-with-brain-amoeba-in-texas/
http://www.cbsnews.com/pictures/brain-eating-amoeba-how-to-stay-safe-from-naegleria-fowleri/