Labels

Tuesday, October 14, 2014

Grafis Media pada Majalah (Part 1)


Sumber: darulilmicourse.com
Roh atau jiwa dari sebuah majalah adalah ideologinya. Akan tetapi, sebagus, sedalam, sekritis dan seberbobot apapun isi dan konten yang disajikan majalah, tidak akan memiliki daya tarik atau nilai jual tanpa didukung disain visual yang menarik. Diperlukan kejelian merancang tata letak, pemaduan warna, penggunaan huruf, ukuran, spasi dan gambar serta grafis pendukung untuk membuat suatu media, khususnya media cetak seperti majalah menjadi lebih hidup sehingga menarik untuk dibaca. Selain dari sisi daya tarik, perlu diperhatikan juga daya keterbacaannya (readibility). Hal ini penting agar pesan yang hendak disalurkan tersampaikan kepada pembacanya. Segala bentuk penyaluran maupun penyampaian pesan yang mengandalkan indera penglihatan ini kemudian dikenal dengan desain grafis.

Desain grafis adalah seni dalam berkomunikasi menggunakan tulisan, ruang dan gambar. Bidang ini merupakan bagian dari komunikasi visual. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak dan desain interaksi. (Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis)

Ilmu desain grafis dalam media cetak seperti majalah kemudian tidak terlepas dari dukungan media grafis. Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, simbol dan gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Fungsi dari media grafis sendiri ialah menarik perhatian, memperjelas sajian pesan, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. (Susilana, dkk., 2009:14)

Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut, termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna, membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (proportion) dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas. (Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis)

Sumber: hakicase.wordpress.com
Terkait majalah, desain grafis boleh jadi membawa pemahaman dan pengaruh yang beda lagi. Dari yang awalnya hanya sekadar sajian komunikasi visual, ketika diterapkan dalam pembuatan sebuah majalah, desain grafis perlu mempertimbangkan aspek ideologi, brand positioning, dan kesan kepribadian majalah yang hendak ditampilkan. Perancang grafis dengan demikian membutuhkan kreativitas, kejelian dan keterampilan dalam menggambarkan, mengomposisikan dan mengemas tampilan majalah tersebut sedemikian rupa sehingga selain menarik untuk dibaca, juga membawa pesan dan kesan tersendiri mengenai majalah tersebut di benak pembacanya.

Desain grafis seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mencakup desain interaksi. Berarti, desain grafis turut berfungsi menyampaikan pesan, dalam bentuk lain, yakni secara visual, pandangan mata. Dalam majalah, ada isu-isu yang selalu dikedepankan sebagai bentuk agenda setting media. Dan pada kesempatan tersebutlah, desain grafis sangat diperlukan untuk semakin mempertajam pesan redaksi terkait isu yang hendak diangkatnya. Fenomena ini biasa kita kenal dengan framing media. Desain grafis dengan demikian dimanfaatkan media massa dalam membingkai suatu kejadian, yakni menonjolkan hanya aspek-aspek atau dari sudut pandang tertentu seturut kehendak redaksi.


Referensi:

Susilana, dkk. 2009. Media pembelajaran: hakikat, pengembangan, pemanfaatan dan penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.  

Wikipedia. Desain grafis. <http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis>. [Akses 12 Oktober 2014].

No comments:

Post a Comment