www.flickr.com |
Orang selalu bicara masa lalu. Berkata seolah mereka yang paling benar. Kesalahan adalah sebuah noda. Pikir mereka mengungkit masa lalu bisa membalikkan waktu.
Tak ada. Justru bertambah-tambah, kerunyaman sebab lidah mereka. Teruslah bersahut-sahut. Dalih-dalih pikiran kejimu.
Jijik. Tanpa sadar kau tengah menguak borok-borokmu. Sambil lalu mengandai-andai. "Makanya..makanya, makanya," katamu berulang-ulang. "Udah tau dari dulu...," tambahmu semakin-makin.
Lihat dirimu. Benjol-benjol sekujurmu. Kurus dan bau. Lihat sekelilingmu, mereka pun serupa. Kau pikir dirimu makhluk sempurna. Kemarin kau meresah-resah tentang rumah tanggamu yang susah. Kini kau bicara seolah semua baik saja. Rumah tanggamu sempurna, tiada keluh maupun kesah kau rasakan.
www.forumbebas.com |
Kau tahu duniamu kelam. Tapi peduli apa, tooh..masih banyak pribadi yang lebih hina. Ya, di matamu tiada lakon lebih baik dari karaktermu. Kau sarankan ini dan itu, tanpa kau sendiri lakukan itu. "Kalau gua sih.."
Semua katamu benar, siapapun takkan menyangkal. Dia buruk, dia salah dan lakunya hina, dunia tahu. Kau hanya pendalih, lidahmu ular, pikiranmu penuh duri, apakah kau tahu?
Kau
rasa dirimu yang besar. Kau berjasa. Tanpamu dunia runtuh. "Semua, mua
gua yang tanggung. Kalau ga ada gua berantakan rumah."
Selalu keputusanmu sendiri, menurutmu saja, tanggapanmu pribadi. Tapi
kau tidak bahagia dengan pilihanmu. Tanggungjawab yang selalu kau anggap
beban. Kau
tahu kami tak pernah memintamu. Itu semua jayamu di masa lalu. Mengapa
senang sekali membangkit masa lalu? Kesalahan orang di masa lalu,
kejayaanmu yang tak (kau pandang) pernah lalu.
Kau tahu, tapi tak kau akui. Silahkan saja terus berdalih. Taburlah bibit benci, biar kau tuai kuburmu sendiri.
No comments:
Post a Comment