Komunikasi antar
pribadi melibatkan seluruh elemen komunikasi, seperti pengirim, pesan, saluran,
gangguan dan penerima. Berdasarkan seluruh elemen tersebut, terdapat suatu
proses memutar (circular) yang terjadi. Individu tidak selalu menjadi pengirim,
ada saat individu dapat menjadi penerima pesan, demikian sebaliknya. Hal inilah
yang disebut sebagai proses transaksional.
Setiap elemen
saling tergantung. Perubahan pada satu kedudukan elemen dapat mengubah
kedudukan elemen lainnya.
Manusia
berinteraksi memiliki tujuan. Manusia berkomunikasi pun ada tujuannya. Tujuan
komunikasi antar pribadi, yaitu untuk belajar, menjalin hubungan, memengaruhi,
bermain dan membantu.
Tujuan
komunikasi antar pribadi secara keseluruhan dapat dilihat sebagai motif untuk
memuaskan kebutuhan dan sebagai suatu hasil yang ingin dicapai.
Pesan yang
ambigu merupakan suatu pesan yang dapat ditafsirkan secara berbeda atau
memiliki lebih dari satu makna. Misal, itu lukisan Pangeran Williams. Maksudnya
bisa, lukisan itu dibuat oleh Pangeran Williams atau lukisan itu menampilkan
wajah Pangeran Williams.
Ambiguitas tidak
terkecuali terjadi dalam komunikasi atar pribadi. Ketika individu menyampaikan
suatu gagasan atau pesan, individu tidak pernah mengomunikasikan gagasan atau
pesan tersebut secara tepat dan total. Seakurat apapun penyampaiannya, tetap
ada potensi kesalahpahaman yang tidak terduga. Misal, saat dosen menjelaskan
suatu teori. Setelah menjelaskan ia memastikan mahasiswanya mengerti dengan
bertanya, “apa kalian mengerti?” Mahasiswanya serentak mengangguk tanda
mengerti. Untuk lebih pasti, ia menambahkan, “ada pertanyaan?” Mahasiswanya
sekali lagi serentak menggeleng. Dosen tersebut akhirnya mengajukan pertanyaan
pada seorang mahasiswanya. Mahasiswa tersebut dapat menjelaskan teori tersebut
dengan benar. Namun, ia salah membuat contoh penerapan teori tersebut.
Komunikasi yang
terjadi antar pribadi dapat terjadi secara simetris maupun komplementer. Hubungan
yang simetris maksudnya, kedua individu mencerminkan perilaku satu sama lain.
Dengan kata lain, memiliki kesamaan perilaku di mana perbedaan antar individu
diperkecil. Hubungan yang komplementer sebaliknya, perbedaan antar kedua
individu diperbesar. Atau dengan kata lain, perilaku kedua individu sama sekali
berbeda.
Hubungan
simetris misalnya, jika Ron kasar terhadap Hera, Hera juga bersikap kasar
terhadap Ron. Hubungan komplementer misalnya, jika Ron banyak bicara, Hera
lebih banyak mendengarkan.
Pada komunikasi
antar pribadi, interpretasi individu terhadap dan atau oleh individu lainnya
dipengaruhi cara mengucapkan dan setiap kata yang diucapkan masing – masing
individu. Pula memberi petunjuk tentang hubungan yang terjalin antar individu.
Misal,
mengucapkan “Tom, bisa tolong buatkan aku kopi? Aku sangat lelah,” dengan
mengucapkannya seperti “Tom, buatkan aku kopi sekarang!” memiliki pesan yang
disampaikan secara berbeda. Pesan pertama disampaikan dengan cara meminta dan
hubungan yang mungkin, kedua individu sederajat. Pesan kedua disampaikan
sebagai perintah dan hubungan yang mungkin adalah atasan yang menyuruh
bawahannya.
Maksudnya, apa
yang satu individu pandang sebagai penyebab dan dampak, berbeda pandang dengan
individu lainnya. Misal, sepasang kakak beradik memiliki kamar yang
bersebelahan. Oleh karena suatu hal, keduanya bertengkar. Menurut si Adik, Kakaknya
sering menyanyi di kamarnya sehingga ia memilih menonton Tv hingga larut malam,
menunggu kakaknya tidur. Sementara menurut si Kakak, Adiknya memang sering
tidur larut malam menonton siaran olahraga sehingga terkadang ia merasa tidak
ada salahnya belajar sambil menyanyi.
Masalah
perbedaan hanya dapat diselesaikan jika kedua individu berhenti saling
menyalahkan.
Komunikasi antar
pribadi tidak dapat dihindari (inevitable) maksudnya, individu berkomunikasi
meskipun tidak bermaksud atau tidak diinginkan sekali pun. Misal, orang yang
duduk menyepi sambil membaca buku sendirian pun mengomunikasikan kepada orang
lain yang melihatnya untuk tidak mengganggu.
Komunikasi antar
pribadi tidak bisa berubah (irreversible) maksudnya, apa yang sudah
dikomunikasikan akan tetap terkomunikasikan. Kata yang terucap tidak bisa
ditarik kembali. Pada komunikasi tatap muka khususnya, komunikasi terjadi
begitu saja. Komunikasi itu cepat berlalu, menguap dari ingatan. Berbeda dengan
komunikasi melalui media komputer, pesan maupun informasi dapat disimpan secara
otomatis.
Komunikasi antar
pribadi tidak bisa diulang (unrepeatable) maksudnya, tidak ada komunikasi yang
dapat terbentuk dalam situasi, mental maupun hubungan dinamis yang tepat sama.
Source: Devito, Joseph. A. 2009.
The Interpersonal Communication Book,12th Edition. Boston : Pearson
Education,Inc. Chapter 1 : Foundations of Interpersonal Communication.