Untuk pertama
kalinya dalam sejarah, Amerika Serikat dan ASEAN mengadakan konferensi tingkat
tinggi di Sunnyland, Amerika Serikat pada 15-16 Februari 2016. Acara ini akan
dihadiri oleh kepala negara atau pemerintahan sekaligus pejabat sekelas menteri
dan duta besar.
"AS awalnya menyebut KTT
ini sebagai US-ASEAN Leader Summit, karena yang diundang jelas adalah para
pemimpin negara. KTT ini beda dari KTT regular, selain karena tempatnya di negeri
adidaya, waktunya di awal tahun dank arena ini KTT ASEAN-AS pertama sejak
dibentuknya komunitas ASEAN,” ujar Direktur Mitra Wicara dan Kerja Sama Antar
Kawasan ASEAN Derry Aman, saat konferensi pers di ruang pers Kementerian Luar
Negeri Indonesia, Pejambon, Jakarta Pusat pada Kamis, 11 Februari 2016.
Agenda
KTT
KTT ASEAN-AS
merupakan undangan dari Presiden AS Barrack Obama, yang disampaikan pada saat
ia berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia beberapa waktu yang lalu. Sesuai
rencana, konferensi ini akan digelar secara terbatas. Dimana sistem delegasinya
hanya satu plus satu, satu plus dua dan satu plus empat, tergangtung pada sesi
dan segmen pembahasannya. Pada forum diskusi besar, biasanya boleh satu plus
enama sampai sembilan atau lebih.
Foto: Okezone.com |
“Satunya itu
sudah pasti presiden atau perdana menteri. Plusnya kalau plus satu, berarti
dengan menteri luar negeri. Kalau plus 2-4 berarti menteri yang terkait dengan
kerja sama kawasan beda benua ini dapat diikutsertakan pula,” papar Derry Aman,
mengenai sistem kehadiran perwakilan dalam KTT ASEAN-AS pekan depan.
Menurut
Derry, program ini adalah salah satu langkah realisasi Obama dalam
merefleksikan kebijakan luar negeri AS terhadap Asia. Selain, karena tak lama
lagi, pemimpin kelahiran Hawaii itu akan segera mangkat dari jabatan yang
diembannya selama delapan tahun terakhir.
“Sebelum
masa jabatannya berakhir, Obama ingin menjalin hubungan yang lebih personal
dengan membahas hubungan AS dan Asia. Sehingga dirancanglah acara yang meminta
delegasi terbatas, supaya lebih intens diskusinya. Semua yang ingin ditanyakan
tentang hubungan dagang dan segala isu terkait AS-ASEAN boleh ditanyakan secara
terbuka pada KTT ini nantinya,” jelas dia.
Dalam acara yang sudah pasti dihadiri Presiden Joko Widodo
dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi ini, akan diadakan dalam dua sesi.
Meski perwakilan dari Indonesia sudah akan terbang sejak 14 Februari dan baru
pulang pada 17 Februari 2016, waktu pelaksanaannya adalah 15-16 Februari 2016.
Sesi pertama dilangsungkan pada 15 Februari, dipecah menjadi
dua segmen pembahasan, masing-masing berdurasi 2-3 jam. Topik diskusi pertama,
membahas kerja sama dalam bidang ekonomi, termasuk inovasi teknologi
informatika, kewirausahaan terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah
berlaku sejak 31 Desember 2015 dan berbagai investasi.
“Indonesia sendiri akan menggunakan kesempatan ini untuk
memperkenalkan dan menjelaskan terus menerus soal iklim investasi dalam negeri,
yang unik dan menarik sehingga mampu menggaet perusahaan-perusahaan besar AS,
ramai-ramai berinvestasi ke Indonesia,” kata Derry.
Sementara, sesi satu segmen kedua, AS berjanji akan
menghadirkan tiga CEO terkemuka di bidang usaha digital maupun yang memiliki
relevansi, seperti pernah berdagang di kawasan Asia Tenggara atau berminat
menanamkan modal ke negara-negara di ASEAN.
“Para CEO ini nantinya akan diminta berbagi pengalaman dan
strategi mereka, untuk kita membangun UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)
Indonesia. Kita cari paralelnya, kemudian mengembangkan kerja sama bisnis
dengan UMKM Indonesia maupun ASEAN,” tambahnya.
Setelah sesi diskusi, yang dihadiri oleh delegasi satu plus
empat tersebut, peserta KTT ASEAN-AS dijamu makan malam atau Working Dinner
dengan sistem perwakilan satu plus satu. Dalam hal ini, Presiden Obama akan
didampingi oleh Menlu AS John Kerry, tanpa penasihat keamanan mereka Susan
Rice, yang dikabarkan juga akan hadir dalam konferensi bersejarah itu.
Bahkan untuk Working Dinner ini, para pemimpin negara tidak
hanya mengisi perut, tetapi juga diajak berbincang mendalam dengan Obama. Hanya
para menlu yang hadir untuk mendampingi diskusi terbuka bertema ‘Regional
Strategic Outlook’. Jadi kata Derry, semua delegasi boleh nanya apa saja,
tetapi tetap disediakan fokusnya.
Hari kedua,
sesi dua mengusung tema besar ‘Protecting Peace and Prosperity, Security
Indonesia Pacific’ dan dipecah menjadi tiga segmen berbeda. Sesi dua segmen
satu membahas kerja sama maritim, mengenai keberhasilan Indonesia memprakarsai
adanya kerja sama maritim sekaligus berhasil mengumpulkan tanda tangan 18
negara untuk bergabung. Tidak terlewatkan, ialah pandangan Indonesia untuk
sengketa di Laut China Selatan (LCS).
“Sesi dua
segmen kedua akan membahas cara menghadapi terorisme dan kelompok radikal.
Ketiga ialah transnasional challenges dalam tiga aspek, perdagangan manusia,
narkoba dan perubahan iklim,” tuturnya.
Catatan: Hasil liputan yang tidak dimuat.
Catatan: Hasil liputan yang tidak dimuat.
semoga indonesia bisa maju terus baik dalam bidang teknologi ekonomi dan olahraga
ReplyDelete