peREmpuan: - Maman
Suherman
Penerbit KPG
vi + 189 halaman
Soft Cover
Bahasa Indonesia
26 tahun 1 bulan 14 hari berlalu sejak Rere atau Re:
berkabung tanah. Kendati begitu, Herman masih dihantui rasa bersalahnya atas
kematian pelacur lesbian yang dicintainya secara platonis. Tidak seperti buku
sebelumnya, sekuel Re: ini tak lagi dihiasi dengan warna kelam. Nada-nadanya
lebih optimis, memaparkan syukur dan ketegaran hati perempuan.
Sosok Re: tentunya masih menjadi bunga dalam kisah ini.
Bahkan semakin nyata menjelma dalam diri Melur, putri semata-wayangnya. Putri
yang dititipkan saat usianya belum genap 5 bulan itu, pada sekuel ini sudah
hampir berkepala tiga.
Meski Herman terus menjaga janjinya kepada Re: untuk memberi
yang terbaik bagi Melur, yang namanya rahasia tak bisa disimpan selamanya.
Seperti ada istilah menyatakan, darah lebih kental daripada air, terendus juga
oleh Melur fakta kelahirannya.
Herman pun terdesak dengan pertanyaan-pertanyaan Melur
tentang Tante Re:. Perempuan yang begitu baik hati selalu membanjirinya dengan
mainan, pakaian bagus dan makanan kesukaannya, tetapi tak pernah benar-benar
hadir di hadapannya. Herman tersudutkan dengan perdebatan kritis Melur tentang
ketidakadilan dan kelaziman negara yang dianalogikan lewat kisah pelacur.
Sanggupkah Herman akhirnya mengungkap jati diri Re:
sebenarnya, juga hubungannya dengan Melur? Bagaimana reaksi Melur setelah
mengetahui kejujuran yang pahit itu?
Buku peREmpuan merupakan sekuel dari RE: karya Maman Suherman. Terinspirasi dari kisah nyata yang bermula dari skripsinya berjudul Pola Pemerasan dalam Kepelacuran Lesbian di Wilayah Jakarta Pusat 1987-1989.