Thursday, November 2, 2017
Berhenti Sok Pintar
Berhenti sok pintar
Jangan membantah
Kamu cuma anak kemarin sore
Bahkan pengalamanmu sama sekali enggak menarik
Berhenti sok pintar
Karna itu membuatmu abai
Lalu menunjukkan kedunguan
Membuat kesal orang lain
Berhenti sok pintar
dan menyalahkan orang lain
apalagi keadaan
Terakhir,
berhentilah mengatai diri sendiri.
Thursday, September 7, 2017
Sekuel RE: -> peREmpuan by Maman Suherman
peREmpuan: - Maman
Suherman
Penerbit KPG
vi + 189 halaman
Soft Cover
Bahasa Indonesia
26 tahun 1 bulan 14 hari berlalu sejak Rere atau Re:
berkabung tanah. Kendati begitu, Herman masih dihantui rasa bersalahnya atas
kematian pelacur lesbian yang dicintainya secara platonis. Tidak seperti buku
sebelumnya, sekuel Re: ini tak lagi dihiasi dengan warna kelam. Nada-nadanya
lebih optimis, memaparkan syukur dan ketegaran hati perempuan.
Sosok Re: tentunya masih menjadi bunga dalam kisah ini.
Bahkan semakin nyata menjelma dalam diri Melur, putri semata-wayangnya. Putri
yang dititipkan saat usianya belum genap 5 bulan itu, pada sekuel ini sudah
hampir berkepala tiga.
Meski Herman terus menjaga janjinya kepada Re: untuk memberi
yang terbaik bagi Melur, yang namanya rahasia tak bisa disimpan selamanya.
Seperti ada istilah menyatakan, darah lebih kental daripada air, terendus juga
oleh Melur fakta kelahirannya.
Herman pun terdesak dengan pertanyaan-pertanyaan Melur
tentang Tante Re:. Perempuan yang begitu baik hati selalu membanjirinya dengan
mainan, pakaian bagus dan makanan kesukaannya, tetapi tak pernah benar-benar
hadir di hadapannya. Herman tersudutkan dengan perdebatan kritis Melur tentang
ketidakadilan dan kelaziman negara yang dianalogikan lewat kisah pelacur.
Sanggupkah Herman akhirnya mengungkap jati diri Re:
sebenarnya, juga hubungannya dengan Melur? Bagaimana reaksi Melur setelah
mengetahui kejujuran yang pahit itu?
Buku peREmpuan merupakan sekuel dari RE: karya Maman Suherman. Terinspirasi dari kisah nyata yang bermula dari skripsinya berjudul Pola Pemerasan dalam Kepelacuran Lesbian di Wilayah Jakarta Pusat 1987-1989.
Masihkah Ada Surga untuk Seorang Pelacur Lesbian?
RE: - Maman Suherman
Penerbit KPG
vi + 160 halaman
Soft Cover
Bahasa Indonesia
Maman Suherman, pria botak yang sekarang ini lebih dikenal
sebagai notulen siaran televisi Indonesia Lawak Klub, kembali menyajikan sisi
gelap dunia melalui bukunya yang berjudul "Re:".
Rere alias Re: adalah seorang pelacur lesbian yang melayani
pelanggan 30 hari dalam sebulan karena enggak perlu takut tak bisa ML saat
datang bulan. Di bawah asuhan mucikari bengis, Mami Lani, ibu satu putri itu
mengarungi pedas dan pahitnya kehidupan. Persis, seperti makanan dan minuman
kesukaannya, mie dengan 10 cabai diiris tipis-tipis dan secangkir kopi pahit.

Begitulah Herman semakin jauh menelusuri seluk-beluk industri pelacuran yang kelam nan rumit. Bermula dari hanya menjadi objek skripsi, kematangan berpikir Re: mengubah hidupnya.
Buku ini dibuka dan diakhiri dengan alur yang menarik. Tak melulu soal Re:, ini kisah tentang perempuan. Perempuan yang kuat, yang adalah cahaya di ujung terowongan. Lebih dari itu, Re: adalah sosok nyata yang pernah hadir dalam hidup penulisnya.
Re: adalah buku keempat pria kelahiran Makassar 10 November
1965 itu, yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Sebelum ini,
Maman sukses menelurkan Matahati (2012),
Bokis 1: Kisah Gelap Dunia Seleb (2012) dan Bokis 2: Potret Para Pesohor
(2013).
Subscribe to:
Posts (Atom)