Labels

Sunday, August 7, 2016

Me in my hell depression & heart broken moment

How could you love me without trusting me?
Am I that wrong to you if I have someone from the past??
So why are you asking me to accompany you?

If I'm just a mere girl or
just like someone in your past who cheat behind you
If I'm that distrustful, don't raise my hope!

You don't know how worthless you made me feel
how disgusting I am
and not wanted.


Saturday, April 23, 2016

SEKADAR TAHU_BILATERAL RI & Libya

Presiden RI Joko Widodo berjabat tangan menyambut kedatangan PM Pemerintahan Nasional Gabungan Libya Faiz Al Serraj dalam pagelaran KTT LB OKI ke-5 di JCC Senayan, Jakarta pada 6-7 Maret 2016.
Rata-rata hubungan bilateral berisi perjanjian kerja sama antar dua negara dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya. Berikut ini beberapa informasi kunci bilateral antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Libya (Afrika Utara), berdasarkan Siaran Pers Kementerian Luar Negeri Indonesia No. 009/OIC-ES/03/16.

Sebelum masuk ke dalam poin-poin isu bilateral yang dibahas antar kedua kepala negara. Perlu diketahui lebih dahulu bahwa Libya, sejak digulingkannya Presiden Moammar al Khadafi pada Arab Spring 2011, telah berjalan tanpa kepala negara maupun sistem pemerintahan yang semustinya.


Kini jabatan tertinggi dipercayakan kepada kepala pemerintahan de jure sementara, yakni Perdana Menteri Pemerintahan Nasional Gabungan Libya Faiz Al Serraj.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Indonesia mengangkat beberapa isu bilateral seperti di bawah ini dengan Libya.
  1. Indonesia menyampaikan dukungan terhadap proses rekonsiliasi politik di Libya maupun transisi menuju demokrasi;
  2. Indonesia juga mendorong kerja sama capacity buildin, terutama di bidang pembangunan demokrasi;
  3. Mendorong keterlibatan sektor swasta kedua negara agar lebih aktif dalam perdagangan;
  4. Mendorong eksplorasi dan investasi pengusaha Indonesia di sektor energi dan migas, serta ekspor produk komoditas Indonesia ke Libya;
  5. Dalam kesempatan ini, Indonesia juga mengapresiasi bantuan Pemerintah Libya dalam upaya melindungi WNI di Libya selama pecahnya konflik. Berdasarkan data yang dimiliki KBRI Tripoli, jumlah WNI di Libya sebanyak 120 orang per Desember 2015.
Selain kelima hal yang disetujui di atas pada kesempatan pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Pemerintahan Nasional Gabungan Libya Faiz Al Serraj, dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) Kelima di Jakarta pada Senin, 7 Maret 2016. Di bawah ini juga terdapat informasi pendukung mengenai pertukaran atau raihan kerja sama lainnya yang sudah terjalin bersama sejauh ini. Termasuk yang disepakati saat pertemuan bilateral antara Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan Ketua DPR (President of Libya's House of Representative) Akila Saleh Eissa pada peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Jakarta pada April 2015.

1. Nilai Perdagangan Bilateral
  • 2012: USD576,5 juta atau setara Rp7,599 triliun (dengan catatan USD1 = Rp13.181,47)
  • 2014: USD94,45 juta atau Rp1,242 triliun.
  • 2015: USD28,1 juta atau Rp370,65 miliar.
Terlihat sekali ada penurunan nilai perdagangan yang signifikan di Libya, hal ini tak lain diakibatkan konflik politik yang tengah berkecamuk di negara dengan luas wilayah terbesar keempat di Afrika tersebut.

2. Kerja sama ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan, meliputi sektor:
  • Minyak dan gas bumi
  • Jasa konstruksi
  • Pengadaan dana investasi
  • Ekspor non-migas
  • Pengiriman tenaga kerja profesional
Sejauh ini, perusahaan migas Indonesia yang memiliki izin operasional di Libya adalah PT Pertaminan dan PT Medco Energy. Sementara perusahaan konstruksi Tanah Air yang telah beroperasi di Libya ialah PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Citramegah Karya Gemilang (CKG).

Demikian dokumentasi Siaran Pers saya selama mengikuti KTT LB OKI kelima di Jakarta, yang membahas isu Palestina dan Al Quds Al Sharif (atau yang kita kenal dengan Kota Suci Yerusalem).

Friday, April 22, 2016

SEKADAR TAHU_Bilateral RI & Pakistan

Presiden RI Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain pada 7 Maret 2016 di JCC Senayan, Jakarta dalam rangka KTT LB OKI ke-5 tentang Palestina dan Al Quds Al Sharif.
Rata-rata hubungan bilateral berisi perjanjian kerja sama antar dua negara dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya. Berikut ini beberapa informasi kunci bilateral antara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan Republik Islam Pakistan (Asia Selatan), berdasarkan Siaran Pers Kementerian Luar Negeri Indonesia No. 007/OIC-ES/03/16.
Isu bilateral antara Indonesia dan Pakistan:
  1. Peningkatan nilai perdagangan bilateral dan investasi Pakistan di Indonesia 
  2. Bertukar pandangan mengenai isu-isu global dan internasional yang menjadi perhatian bersama, seperti isu terorisme dan ekstremisme dan situasi di Timur Tengah
Selain kedua hal yang disetujui di atas pada kesempatan pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) Kelima di Jakarta pada Senin, 7 Maret 2016, di bawah ini juga terdapat informasi pendukung mengenai pertukaran atau raihan kerja sama lainnya yang sudah terjalin bersama sejauh ini.

Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Pakistan sama-sama negara di Asia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Indonesia pada urutan pertama dengan total lebih dari 207 juta orang, sementara Pakistan berada di posisi terbesar ketiga di dunia dengan total sekira 190 juta jiwa. Dengan kesamaan latar belakang inilah, kedua negara mempunyai peranan besar dalam memproyeksikan nilai-nilai universal Islam sebagai Rahmatan Lil'Alamin, demokratis, toleran dan cinta damai.

Indonesia dan Pakistan juga bekerja sama dalam kerangka Bali Process untuk mencari solusi mengenai irregular migrant, perpindahan orang secara ilegal (tanpa dokumen).

[Sumber: https://www.oic-es2016.id/?p=photo]
Bicara soal kerja sama dalam aspek ekonomi, 
1. Nilai Perdagangan Bilateral RI-Pakistan
  • 2013: USD1,6 miliar atau setara Rp14,5 triliun (dengan catatan USD1 = Rp13.188,25), Indonesia surplus USD 1,24 miliar atau Rp16,4 triliun
  • 2014: USD2,2 miliar atau setara Rp28,9 triliun, Indonesia surplus USD1,88 miliar atau Rp24,75 triliun
  • 2015: USD2,1 miliar atau setara Rp27,645 triliun, Indonesia surplus USD1,81 miliar atau Rp23,8 miliar
2. Produk Ekspor Indonesia ke Pakistan, antara lain crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit, makanan, rempah-rempah dan bahan kimia.

3. Investasi Pakistan di Indonesia, meliputi 35 proyek senilai USD1,71 juta atau setara Rp22,5 miliar (dengan catatan USD1 = Rp13.164,65) pada 2015, 13 proyek senilai USD2 juta atau Rp26,3 miliar pada 2014. Sebagian besar investasi Pakistan di Indonesia berada di sektor CPO.

Terakhir adalah kerja sama dalam sektor pariwisata, jumlah wisatawan Pakistan ke Indonesia sekira 6.281 orang pada 2013, dan meningkat jadi 7.057 orang pada 2014.

Demikian dokumentasi Siaran Pers saya selama mengikuti KTT LB OKI kelima di Jakarta, yang membahas isu Palestina dan Al Quds Al Sharif (atau yang kita kenal dengan Kota Suci Yerusalem).