Labels

Wednesday, March 4, 2015

Waijb Baca! Panduan Mencermati Penulisan Berita

Doc. Google Images
Judul: Kalimat Jurnalistik (Panduan Mencermati Penulisan Berita)
Penulis: A.M. Dewabrata
Cetakan: Edisi Revisi, 2010
Tebal: xxiv+204 halaman
ISBN: 978-979-709-508-6
Penerbit: PT Kompas Media Nusantara


Bab 1 Kalimat Jurnalistik
Bab 2 Susunan Kalimat Jurnalistik
Bab 3 Nalar dan Logika
Bab 4 Akurasi
Bab 5 Hukum DM
Bab 6 Kata Tidak
Bab 7 Pemilihan Kata
Bab 8 Kata Pungutan (Adopsi)
Bab 9 Penghematan Kata

Menulis di atas sebuah kertas merupakan hal yang mudah. Setiap orang yang melek huruf tentunya mampu menulis dengan lancar. Namun beda soal ketika kita bicara soal menulis sebuah cerita atau esai. Ternyata tidak semua orang yang melek huruf mampu melakukannya. Merangkai kata-kata yang mengalir, logis dan lugas ternyata tidak semudah membacanya. Padahal kita tahu benar arti dan eksistensi kata-kata tersebut. Tetapi ketika disuruh menuliskannya, kita tersendat hanya sebatas kata yang itu-itu melulu.

Lain tujuan lain cara. Demikian halnya dalam membuat tulisan. Lain jenis, lain pula gaya bahasanya. Penulisan ilmiah atau akademis yang baku dan sistematis berbeda dengan penulisan cerpen atau novel yang puitis dan naratif. Beda lagi dengan penulisan karya sastra baik prosa, puisi maupun pantun yang punya ketentuan rima, baris dan sebagainya. Lain lagi dengan penulisan naskah film dan drama yang dialogis. Demikian pula dalam menulis berita di media massa, terdapat gaya bahasa dan rangkaian kalimat yang berbeda dengan karya tulis tersebut di atas. 
"Bagi khalayak ramai, bahasa jurnalistik yang sering mereka sebut sebagai bahasa koran atau bahasa media massa ditenggarai memiliki kalimat dan alinea pendek-pendek, tidak semeter panjangnya. Bahasanya juga enak dibaca. Meski demikian, mereka umumnya tidak tahu selebihnya. 
Alinea pendek, dan bahasa yang enak dibaca, hanyalah bagian kecil dari persyaratan yang mustinya ada dalam ragam jurnalistik. Lebih dalam dari itu, etika dasar jurnalistik menuntut agar bahasa di media massa menyiratkan kejujuran, hangat, akurat, sopan, dan tidak dibenarkan menggunakan kata-kata kasar atau yang menyakiti hati seseorang. Kutipan tidak boleh diubah-ubah sembarangan, apalagi diubah tanpa alasan yang mendasar. Perubahan hanya diizinkan, misalnya pada bahasa daerah atau slang dan term-term ilmiah yang susah dipahami seandainya tidak diubah. Kutipan juga harus selalu menyebutkan sumbernya." (halaman 4)
Bab 1 Kalimat Jurnalistik
Media massa merupakan saluran penyampaian pesan dari komunikator massa, dalam hal ini redaksi atau awak media massa, kepada khalayak ramai atau pembaca (pendengar untuk radio atau penonton untuk televisi) dalam komunikasi massa. Dimana sebagian besar proses komunikasi terjadi satu arah. Dengan demikian, kunci sukses penyampaian pesan komunikasi satu arah ialah penggunaan bahasa yang efektif.

Bab 2 Susunan Kalimat Jurnalistik
Bab ini disertai contoh-contoh penggunaan kalimat jurnalistik yang dikutip dari harian Kompas sendiri. Dimana penulis menyajikan contoh kalimat yang salah atau kurang runut menjadi kalimat jurnalistik yang sebagaimana mustinya. Selain mudah dimengerti, kalimat jurnalistik seyogianya juga memperhatikan nalar ceritanya, kalimat yang mengalir serta penggunaan bahasa dan pemilihan kata yang bermakna berbeda.

Bab 3 Nalar dan Logika
Kalimat jurnalistik yang sesuai nalar dan logika berarti alurnya jelas, tidak rancu atau mudah disalahpahami maksudnya. Dengan kata lain, kalimat jurnalistik tidak boleh mengada-ada atau mengelabui, walau tanpa disengaja. Oleh karena itu, wartawan perlu memiliki logika yang kuat dalam proses pengejaran beritanya. Kalau wartawannya sendiri belum paham secara detil, tulisannya akan kering. Parahnya lagi malah tidak logis ketika dibaca. Penulis dalam kesempatan ini juga mengingatkan pembaca agar berhati-hati mengategorikan sesuatu. Bagaimana pun, kalimat jurnalistik selain untuk memberikan informasi juga merupakan kekuatan bagi media massa untuk mencapai kredibilitas yang tinggi di benak pembacanya. Jika infonya tidak jelas, siapa juga yang mau baca. Macam racauan pemabuk saja.

Bab 4 Akurasi
"Berita yang tidak akurat tidak bisa dipegang kebenarannya. ... Media massa yang berulang kali menyajikan berita tidak akurat akan kehilangan reputasinya, kehilangan kepercayaan dari audiensnya (pembaca/pendengar/pemirsanya) dan ditinggalkan." (halaman 99)
Salah satu hal yang sering diabaikan oleh redaksi dalam menyajikan akurasi ialah penyantuman atribusi. Atribusi di sini, yakni pengungkapan asal usul dan atau situasi narasumber saat dimintai kutipannya oleh si wartawan. Hal ini selain berguna untuk menunjang daya imajinasi pembaca, pun menjadi bukti pertanggungjawaban si wartawan ketika terjadi masalah terkait pemberitaannya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kalimat jurnalistik ialah kesejajaran atau parallellisme. Kesejajaran itu antara lain, kesejajaran bentuk, konstruksi dan makna yang saling berhubungan. 

Kesejajaran bentuk dalam kalimat majemuk misalnya, "jika salah satu klausanya (induk kalimat atau anak kalimat) mengandung kata kerja aktif, klausa (induk kalimat atau anak kalimat) lainnya juga sebaiknya mengandung kata kerja aktif." (halaman 127) Demikian juga sebaliknya, jika salah satu klausa mengandung kata kerja pasif, maka keduanya menggunakan kata kerja pasif.

Kesejajaran konstruksi. Hal yang perlu diperhatikan adalah satuan gramatikal bahasanya, yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat dan paragraf. 

Kesejajaran makna, contohnya:
"Negara yang terancam terkena krisis global adalah Jepang, China, Korea Selatan dan ASEAN." (halaman 134)
Sepintas terlihat wajar. Namun, jika ditilik lagi, kata Jepang, China dan Korea Selatan termasuk nama negara. Sementara ASEAN adalah persekutuan negara-negara di Asia Tenggara. Inilah kesalahannya. Seharusnya, ditulis saja menjadi "...dan negara anggota ASEAN." atau "negara yang tergabung dalam ASEAN."

Bab 5 Hukum DM
Berdasarkan aturan tata bahasa Indonesia, dikenal istilah "diterangkan-menerangkan". Inilah yang dimaksud dengan hukum DM, "baik dalam kata majemuk maupun dalam kalimat, segala sesuatu yang menerangkan selalu terletak di belakang yang diterangkan." (wikipedia.org, akses 06 Maret 2015)

Bab 6 Kata Tidak
Setelah diajak berpikir nalar dan logis, memerhatikan akurasi dan hukum DM. Selanjutnya, wartawan juga dianjurkan untuk berhati-hati menggunakan kata tidak dalam menegasikan kata terdekat di belakangnya. Jangan ragu untuk memecah kalimat menjadi dua, daripada membingungkan.

Bab 7 Pemilihan Kata
Pemilihan kata atau yang kita kenal dengan diksi berperan penting dalam penyusunan kalimat jurnalistik. Beberapa kalimat kadang terkesan wajar, namun salah-salah bisa menimbulkan kesan berat sebelah atau memihak. Misalnya dalam penggunaan kata menyatakan, menegaskan dan mengungkapkan. Ketiga kata tersebut berarti mengatakan, tetapi memiliki nuansa yang berbeda satu sama lain.

Bab 8 Kata Pungutan (Adopsi)
Bahasa Indonesia sebagian besar merupakan bahasa serapan dari bahasa asing. Faktanya, tidak semua kata memiliki padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia. Lalu bagaimana? Dalam penulisan berita, membiarkan kata-kata tersebut tetap dalam bahasa aslinya bisa jadi lebih baik.

Bab 9 Penghematan Kata
Sama seperti yang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah, kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif. Kalimat efektif berarti hemat kata, kalimatnya tidak bertele-tele namun jelas pesannya. Dalam penulisan berita terdapat batasan halaman atau kolom (pada media cetak) dan durasi (media elektronik). Dengan demikian, penghematan kata sangat dibutuhkan dalam penulisan berita.

***
Dalam buku Seri Jurnalistik Kompas karangan A.M. Dewabrata, kali ini Kompas berbagi tips menulis kalimat jurnalistik yang baik dan benar dalam penulisan berita. Berbekal pengalaman almarhumah penulis sebagai wartawan di surat kabar Merdeka Jakarta, harian Pedoman, Berita Buana dan terakhir di Kompas, buku ini mampu menyajikan pedoman penulisan kalimat berita yang jelas, mudah dimengerti dan penting namun seringkali diabaikan oleh redaksi profesional sekalipun.

Buku ini sangat baik dibaca oleh mahasiswa-mahasiswi jurnalistik dan para jurnalis pemula. Secara pribadi, saya juga sangat merekomendasikan buku ini untuk dipakai di perguruan tinggi. Sebab, berdasarkan pengalaman saya, dosen-dosen di perguruan tinggi kebanyakan bicara soal kaidah penulisan jurnalistik, piramida terbalik, tata letak paragraf penulisan editorial dan kode etik jurnalistik. Namun jarang ada yang membeberkan contoh kesalahan dan perbaikan penulisan kalimat seperti yang mampu diulas buku seri jurnalistik media nasional terkemuka ini. Padahal, teori saja tidak cukup. Mahasiswa butuh arahan penulisan yang nyata. Bukan sekadar kaidah penulisan di awang-awang.

Sunday, January 11, 2015

Let us take alone time then


Aku percaya bahwa jika Tuhan memang ada dan Ia lah yang menciptakan hati kita, 
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang ini bukanlah Allah yang egois.
 Sampai-sampai Ia hanya membiarkan hati kita dipenuhi oleh-Nya.
 Ada ruang, pasti! yang memang Ia sediakan bagi kita untuk dipenuhi hal-hal lain,
 macam στοργή (Storge), φιλία (Filia) dan ἔρως (Eros).



Pada akhirnya, kata-kata hanya tinggal kata-kata saja.
Ketika seseorang melakukan kesalahan,
lantas... ia merasa bersalah dibuatnya,
kata "maafkan aku" seolah tak layak untuk dituturkan.
Ia hanya bertekad, "ya aku akan berubah",
"aku harus berusaha",
"ya, aku akan membuktikannya. Lihat saja nanti."
Tapi bagaimana?
Baginya, ia tidak layak mendapatkan penebusan* semudah mengucapkan kata "maaf".



*dengan kata lain: pengampunan.

Latar belakang foto disadur dari:
1. keepinspiring.me
2. fanpop.com

Friday, January 2, 2015

Delirium "Kota Tanpa Cinta" [Novel Terjemahan]

Delirium
Kiri ke kanan: Cover Novel versi Mizan; Seri Lengkap Delirium dalam bahasa aslinya; Tv Movie
Judul: Delirium [Trilogi]
Penulis: Lauren Oliver
Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo 
Cetakan: Pertama, Desember 2011
Tebal: 518 halaman
ISBN: 978-979-433-646-5
Penerbit: PT Mizan Pustaka

Delirium adalah istilah medis yang berarti gangguan fungsi otak yang menyebabkan kebingungan dan perubahan dalam kewaspadaan, perhatian, pikiran dan penalaran, ingatan, emosi, pola tidur dan koordinasi. Gejala-gejalanya dapat dimulai tiba-tiba dan disebabkan beberapa jenis masalah medis. (http://kamuskesehatan.com/arti/delirium/. Akses 2 Januari 2015) Sementara menurut KBBI online, delirium ialah gangguan mental yang ditandai oleh ilusi, halusinasi, ketegangan otak, dan kegelisahan fisik. (http://kbbi.web.id/delirium. Akses 2 Januari 2015)

Istilah inilah yang menjadi dasar pembuatan judul novel trilogi karangan Lauren Oliver ini. Delirium merupakan seri pertama, yang diikuti dengan 2 seri utama lainnya, yakni Pandemonium dan Requiem. Ditambah 4 seri pelengkapnya, Hana, Annabel, Raven dan Alex.

Sejauh ini di Indonesia, baru terjemahan Delirium dan Pandemonium yang diterbitkan oleh Penerbit Mizan Pustaka.

***

Novel ini mengisahkan tentang Lena Halloway, gadis SMA yang tinggal di sebuah kota tanpa cinta bernama Portland, Amerika Serikat. Selama 64 tahun sudah, pemerintah kota Portland mengidentifikasi cinta sebagai sebuah penyakit yang mematikan, yang selayaknya dihapuskan dari sistem kehidupan manusia.

Lena adalah seorang gadis biasa dengan penampilan, kecerdasan dan latar belakang keluarga yang biasa-biasa saja. Kelebihannya hanya satu, ia pandai berlari. 95 hari sebelum dirinya tepat berusia 18 tahun, Lena tidak sabar menanti hari dimana ia akan "disembuhkan" dari penyakit itu-amor deliria nervosa. Penyakit yang menjangkit manusia hingga mereka menjadi lupa diri dan hilang akal. Penyakit yang masih mengalir di darahmu sampai kau berumur 18 tahun. Karena penawarnya hanya bekerja pada mereka yang sudah mencapai usia dewasa. Penyakit yang bagi Lena membuatnya kehilangan ibu yang sangat dikasihinya, bunuh diri demi mempertahankan cinta.

Pertemuan dengan seorang pemuda penjaga laboratorium bernama Alex kemudian mengubah pandangan Lena terhadap kota yang selama ini ditinggalinya. Pandangan Lena tentang pemerintah yang melindungi dan regulator yang menjaga keamanan warga Portland, seketika musnah saat Lena terjangkit deliria. Ia jatuh cinta.

Cintanya pada seorang invalid (sebutan untuk orang yang lahir di alam liar dan menentang prosedur penyembuhan), membuat perjalanan cinta Lena tidak mudah. Lena yang tadinya patuh dan selalu taat aturan jadi sering berbohong pada bibinya, Carol. Dibantu Hana, sahabat terbaiknya yang lebih dulu tertarik pada simpatisan, Lena melewati hari-hari sebelum prosedur penyembuhannya dengan menikmati gejala deliria.

Sampai akhirnya, Lena menemukan fakta bahwa ibunya masih hidup. Ibu yang disangkanya sudah meninggal ternyata selama ini ditahan di penjara Kriptus (penjara bawah tanah untuk menjalani hukuman seumur hidup tanpa pembelaan sedikit pun). Kunjungannya ke bangsal enam, tempat ibunya ditahan dan berhasil kabur, mengukuhkan hatinya untuk kabur bersama Alex ke alam liar selamanya. Ia jijik kepada kota yang selama ini memberinya rasa aman, ia muak pada kebohongan-kebohongan yang dijejalkan pemerintah kotanya selama ini.

Berhasilkah Lena dan Alex kabur ke alam liar? Sementara seluruh kota dipagari kawat listrik bertegangan tinggi. Ditambah para regulator yang terus menerus berpatroli di jalan-jalan kota Portland dan siap melumpuhkan siapa saja yang berupaya kabur. Bisakah Lena kabur ke alam liar sebelum cinta dihilangkan sama sekali dari darahnya?

***

Novel Trilogi Delirium karya Lauren Oliver termasuk karya tulis fiksi bergenre distopia. Distopia adalah lawan kata dari utopia yang menggambarkan kondisi kehidupan yang secara ekstrim buruk akibat adanya kekurangan, penindasan, ataupun teror dari pemerintah yang totaliter, diktator atau otoriter. Kehidupan ekstrim yang digambarkan dalam novel fiksi ini ialah kota dimana cinta dianggap sebagai penyakit yang mengganggu kelangsungan atau kestabilan hidup manusia. Orang yang jatuh cinta dianggap binatang dan dibiarkan hidup menggelandang layaknya hewan. Tanpa cinta, orang tidak perlu merasa rindu, sakit karena patah hati maupun peduli akan ikatan antar sesama manusia. Seiring menghilangnya gejala cinta, rasa benci juga lenyap. Dunia menjadi damai, kriminalitas menurun dan tiada perang. Tanpa disadari, mereka hidup seperti robot, tanpa pilihan. Dan mereka hidup di bawah rasa takut akan hukuman jika sampai menampakkan gejala-gejala deliria kembali. Warga Portland laksana burung di dalam sangkar.

Novel yang menarik, dengan penulisan yang apik dari Lauren Oliver. Penggambaran situasi yang detil. Bahasa berbunga-bunga khas novel yang mengesankan untuk dibaca, tanpa terasa terlalu bertele-tele atau dibuat-buat. Penerangan yang logis akan setiap perasaan karakternya. Literasi yang bagus.

Sayangnya, fakta-fakta mengenai asal usul penyakit amor deliria nervosa sendiri tidak jelas. Tidak ada penjelasan pasti mengenai penyebab pemerintah kota Portland memagari diri dari kota lain dan mengidentifikasi cinta sebagai penyakit dan kriminalitas. Lalu dari mana datangnya para invalid? Bagaimana bisa ada orang-orang yang menolak prosedur penyembuhan dan tetap bertahan hidup sebagai warga yang terdaftar di Portland? Padahal penjagaan sedemikian ketat.

Selain itu, beberapa keberuntungan yang diperoleh para pemeran utama juga dirasa kurang masuk akal atau terlalu dipaksakan. Contohnya pada malam-malam Lena mengendap-endap menuju Dataran Tinggi Deering untuk menyelamatkan sahabatnya dari regulator yang sedang razia. Ia selalu berhasil bersembunyi dari pengawasan regulator. Kemudian saat razia benar-benar terjadi di Deering, Lena yang berlari menghindari regulator berhasil selamat sekali lagi dengan bantuan Alex. Tidak tahu dari mana Alex muncul. Diceritakan bahwa kaki Lena tergigit anjing pelacak regulator, dan berdarah cukup banyak. Bagaimana mungkin darahnya tidak menetes selama pelarian ke gudang? Dan bagaimana mungkin anjing pelacak itu tidak bisa mengendus bau darahnya? Walau memang dijelaskan juga bahwa Alex membawa Lena bersembunyi di gudang yang bau guna menghilangkan jejak.

Secara keseluruhan, novel ini menarik untuk dibaca. Terutama bagi kalian pecinta novel distopia seperti Hunger Games dan Divergent. Gaya bahasa dan literasi yang baik dari Lauren Oliver dijamin mampu membuai pembaca terlelap dalam imajinasi yang disajikan Delirium. Selamat membaca! ^^v