Labels

Thursday, March 15, 2012

Pembentukan Kesan 2

Atribusi

Atribusi merupakan sebuah teori  yang mencoba memahami dan menyimpulkan latar belakang penyebab perilaku seseorang maupun terhadap diri sendiri yang tampak. Kecenderungan memberi atribusi disebabkan kecenderungan manusia yang selalu berusaha menjelaskan segala sesuatu.

Berdasarkan ruang lingkupnya, atribusi terbagi dua :

1.    Atribusi Sosial
Atribusi sosial menjelaskan motif perilaku seseorang secara umum terhadap orang lain.

2.    Atribusi Diri
Atribusi diri menjelaskan motif perilaku seseorang terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, atribusi diri erat kaitannya dengan persepsi diri. Bedanya, persepsi diri lebih fokus terhadap pendapat dan penggambaran diri sendiri, sedangkan atribusi diri berusaha memahami alasan diri berperilaku tertentu.

Teori atribusi sosial dicetuskan pertama kali oleh seorang Psikolog Austria, Fritz Heider (1958). Ia menyatakan, “dalam mengamati perilaku sosial, pertama – tama kita harus menentukan dahulu penyebabnya, faktor personal atau situasional.” Menurutnya, setiap orang memiliki kecenderungan untuk mengetahui kepribadian orang lain melalui perilakunya. Oleh karena itu, ia menggambarkan pengamat atribusi sebagai psikolog naif. Pengamat berusaha mencari tahu motif perilaku seseorang berdasarkan penilaiannya sendiri.

Secara garis besar, atribusi terbagi menjadi :

1.    Atribusi Kausalitas
Memahami motif perilaku seseorang berdasarkan faktor situasional dan personal.

2.    Atribusi Kejujuran
Menyimpulkan pernyataan seseorang tersebut jujur atau munafik.

Atribusi kausalitas terbagi dua :

1.    Atribusi Kausalitas Eksternal
Menyimpulkan bahwa perilaku tertentu seseorang terjadi akibat pengaruh situasi, ada tuntutan dari luar. Misalnya, Gerrard seringkali tersenyum akhir – akhir ini karena ia baru saja ‘jadian’ (berpacaran).

2.    Atribusi Kausalitas Internal
Menyimpulkan perilaku tertentu seseorang terjadi akibat sifat atau watak mendasar orang tersebut, ada tuntutan dari dalam diri sendiri. Misalnya, Gerrard seringkali tersenyum karena ia memang orang yang ramah dan murah senyum.

Korean Drama

~The Moon Embraces The Sun~

Pembentukan Kesan

Teori Atribusi


Tiga teori besar atribusi :
1.    Theory of Correspondent Inference
2.    Covariation Model of Attribution
3.    Dimensional Model of Attribution


Theory of Correspondent Inference
Teori ini dicetuskan oleh Edward Jones dan Keith Davis (1965). Teori kesimpulan terkait berusaha menarik kesimpulan tentang sifat kepribadian orang lain melalui observasi terhadap perilaku orang tersebut. Sifat kepribadian (disposisi) tersebut diasumsikan kehadirannya stabil pada diri orang itu dan berlaku dari satu situasi ke situasi lainnya.


Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan faktor untuk menarik kesimpulan tentang apakah suatu perbuatan disebabkan oleh sifat kepribadian atau disebabkan oleh faktor tekanan situasi. 
Dasar penetapan atribusional perilaku seseorang :
  1. Non Common Effect
    Situasi dimana penyebab dari tindakan yang dilakukan seseorang adalah sesuatu yang tidak disukai oleh orang pada umumnya. Misal, seorang pria menikah dengan seorang wanita yang kaya, pinter tetapi buruk rupa dan sudah tua.
  2. Freely Choosen Act
    Tindakan yang dilakukan oleh orang dikarenakan oleh paksaan situasi. Misalnya, seorang wanita muda harus menikah dengan seorang duda kaya yang berusia tua. Hal tersebut paksaan dari orangtua atau pilihan wanita muda tersebut. Jika paksaan orangtua berarti tindakannya berdasarkan faktor eksternal. Jika tindakan tersebut karena keinginan wanita muda tersebut, berarti ia memang materialistis (atribusi berdasarkan faktor internal).
  3. Low Social Desirability
    Menarik kesimpulan berdasarkan kepribadian tertentu yang menyimpang dari kebiasaan umum. Misal, jika seseorang menghadiri upacara kematian biasanya orang harus menunjukkan roman muka yang sedih dan berempati. Kalau orang yang melayat menunjukkan hal yang demikian akan sulit bagi kita unyuk mengatribusikan bahwa orang itu orang yang empatik, karena memang begitulah seharusnya. Akan tetapi, bila orang yang melayat tersebut menunjukkan kegembiraan bahkan tertawa terbahak-bahak di saat orang lain berduka, maka mudah untuk kita simpulkan bahwa kepribadian orang tersebut agak kurang ‘beres’.


Covariation Model of Attribution
Teori ini dikenalkan oleh Psikolog Amerika, Harold Kelley (1967 - 1973). Asumsi teori ini yaitu orang membuat atribusi kausal dengan cara yang rasional, logis, dan bahwa mereka menetapkan penyebab tindakan untuk faktor yang bervariasi paling dekat dengan tindakan seseorang tersebut.


3 faktor dasar ANOVA :
  • Konsistensi
    “Apakah penanggap bertindak sama pada situasi lain?”
  • Konsensus
    “Apakah orang lain bertindak sama seperti penanggap?”
  • Kekhususan (distinctiveness)
    “Apakah orang itu bertindak sama pada situasi lain atau hanya pada situasi ini saja?”

    Misal, Rudi bertengkar dengan seorang dosen, begitu pula mahasiswa lain (Konsensus tinggi). Rudi pernah bertengkar dengan dosen itu sebelumnya (konsistensi tinggi). Rudi tidak pernah bertengkar dengan dosen lain (kekhususan tinggi).


Dimensional Model of Attribution
Teori ini dipelopori oleh Bernard Weiner (1974). Weiner memfokuskan teori atribusi mengenai emosi dan motivasi tersembunyi dari keberhasilan dan kegagalan akademis.


Dimensi Atribusi terbagi 3 :
  • Locus of Control
    Penyebab kegagalan, internal maupun eksternal.
  • Stability
    Durasi terjadinya, berulang – ulang atau hanya sekali waktu terjadi.
  • Controllability
    Mengetahui faktor penyebab suatu fenomena sehingga dapat memahami dan mengendalikannya. Namun, ada juga hal – hal yang di luar kendali manusia.